Saya termasuk emak-emak yang menyukai Gibran. Keteguhannya untuk berusaha sendiri tanpa campur tangan bapak membuat saya selalu suka dengannya.
Meskipun sekilas gayanya "songong" namun kepribadiannya kuat. Saya yakin dia seorang pekerja keras,cerdas dan jujur seperti Bapaknya. Saya percaya dia orang yang jujur dan apa adanya juga laksana bapaknya.
Jika dia menjadi pemimpin, dia akan cakap pasti itu. Kerja kerja dan kerja juga bisa jadi dilakukannya. Kesederhanaanpun memang sudah mendarah daging dalam dirinya.
Jika kemudian dia jadi orang nomor satu di solo, tak da keraguan dalam diri saya jika dia tak bisa. Dia benar-benar sosok yang menginspirasi anak muda selama ini.
Hanya saja, jangan sekarang Mas Gibran. Pencalonan Terlalu prematur untukmu maju. Perlu beberapa tahun lagi untuk menerima tampuk pimpinan. Bukan bukan karena engkau tak pantas hanya saja waktunya belum tepat. Tunggulah episode Bapak tamat dulu.
Ah, padahal coba AHY ngobrol sekarang sama Gibran. Mungkin Gibran akan berpikir panjang. AHY pernah merasakan pedihnya kalah suara. Bukan, bukan karena AHY tak cakap atau tak pantas. Wajah guantengnya bikin emak-emak bersorak.
Namun AHY mestinya menyempurnakan karier prajuritnya dulu sebelum terjun ke medan politik. Dia bisa jadi orang hebat. Banyak yang menyayangkan pilihannya mundur sebagai TNI. Maka ketika AHY gagal dan tak jadi apa-apa semua sebetulnya merasa menyayangkan.
Andaikan AHY menemui lagi Mas Gibran dan memberikan pencerahan dengan berkata.
"Kamu Jangan dulu maju,nanti kayak aku!"
Mungkin Mas Gibran mikir ulang dulu
***
Sekian tulisan receh dari penulis berdaster