Hari Kebangkitan Nasional tiba. Tiba di masa yang tepat. Tepat karena saat ini bangsa kita sedang terpuruk. Terpuruk diserang Covid- 19. Covid -19 telah melululuh lantahkan seluruh aspek kehidupan.
Kehidupan harus tetap berjalan. Berjalan meski mungkin terseok-seok. Terseok-seok seperti halnya kaki yang sedang terluka.
Kaki yang terluka membuat kita sulit berjalan. Berjalan ditengah hidup yang penuh dengan ketidak pastian.
Ketidak pastian akan kesempatan tuk hidup normal. Hidup normal untuk kembali beraktifitas.
Aktifitas mungkin terbatas. Tapi roda waktu terus berputar. Berputar dan kembali ke atas .
Meskipun iya terpuruk,tapi mau tidak mau kita harus bangkit. Menyesali nasib takkan merubah keadaan. Apalagi cuma mengeluh dan mengaduh. Meskipun sambil nungging keadaan tetap begitu.
Yang keuangan terganggu karena berkurang job atau mungkin dirumahkan,bisa putar otak untuk mencari recehan. Berjualan salah satunya.
Menyediakan barang yang dibutuhkan saat kondisi pendemi. Kekuatan jualan on line sekarang sedang booming kenapa tak dicoba.
Yang merasa penghasilannya jadi berkurang tinggal sesuaikan gaya hidup dengan jumlah uang yang dimiliki sekarang.
Kondisi sulit keuangan menurut saya tertolong dengan Ramadan, kan jadwal menyediakan makan yang biasanya 3 kali sekarang bisa dikurangi jadi 2 kali lumayan berkurang dana untuk satu kali makan. Jiwa hemat emak-emak saya terbantu.
Tapi yang paling penting dari semua itu adalah bangkit kekuatan secara mental. Mental itu penting. Ketika mental kita terkikis, sulit untuk bisa berdiri.
Stress tingkat tinggi membuat kita hanya bisa berdiam diri. Kalau sudah begitu jangankan bangkit yang ada malah memilih bunuh diri.