Lihat ke Halaman Asli

Irma Tri Handayani

Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Munggahan dalam Sepiring Tumpeng Mama Tak Terjadi Tahun Ini

Diperbarui: 18 Mei 2020   15:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Salah satu momen menjelang Ramadan yang tak saya rasakan tahun ini adalah Munggahan.

Berasal dari kata munggah yang berarti naik atau meningkat,

munggahan mengandung makna naiknya level seseorang sehingga mampu melakukan perubahan dalam berbagai hal, terutama soal kebaikan. 

Ini merupakan tradisi Sunda lawas .

Nah,tradisi Munggahan di tanah pasundan diterjemahkan menjadi makan-makan bersama menjelang esok puasa. Istilahnya makan siang sepuasnya deh terakhir karena besok puasa.

Menyiapkan diri untuk mendapatkan godaan dan ujian ketika esoknya berpuasa.

Ada yang sengaja masak kemudian botram alias makan bareng. Botram saat munggahan seperti keharusan bagi beberapa orang kawasan priangan. Bisa botram dengan teman,saudara atau tetangga dirumah.

Nah biasanya saya tak pernah melewatkan munggahan tiap tahunnya bersama Mama. Mama  selalu menyelenggarakan munggahan di rumah.

 Yang menarik adalah dalam munggahannya mama selalu menyediakan tumpeng untuk kami.

Beliau hanya menyediakan tumpeng dan bukan makanan lain. Bagi beliau tumpeng seperti keharusan karena katanya jika Mama masih bisa memasakkan tumpeng ,berarti mama sehat dan ada rejeki. 2 hal yang jadi pertanda ketika kami menikmati tumpeng.

Meskipun saya pernah menawarkan menu lain tapi tetap saja menu utamanya tumpeng.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline