Begitu percaya dirinya dia mengangkat dua jari. Dia ingin Prabowo tahu bahwa dia mendukungnya. Meski jujur pancaran matanya memperlihatkan kesedihan. Saya pikir Mak Ratna tak bermaksud mempermalukan pilihannya jika dia keukeuh ingin mendukung. Dia sepertinya memang setia.
Kenapa saya sok tahu begitu? Begini, pada saat klarifikasi di layar kaca kalau dia sudah berhoaks, dia mengatakan begitu merasa tersanjung istilahnya karena Prabowo langsung menyatakan pasang badan untuk membelanya. Bisa jadi Mak Ratna menitikkan air mata saking terharunya. Bisa juga berbunga-bunga hingga bingung menghentikan kebohongannya.
Nah, berangkat dari itu dibalik kejujurannya akan berita bohong yang telah diakuinya sebetulnya bisa jadi hatinya hingga kini merasa bersalah padaPrabowo karena telah berbuat bodoh dan mempermalukan pujaannya.
Di balik jeruji bisa jadi da mengutuki kebodohannya menyebar aib yang menjatuhkan Prabowo. Tadinya dia tak tega mungkin melihat Prabowo marah pada pelaku pemukulan. Tanggung basah barangkali saja kebohongannya aman dan Prabowo akan semakin memberinya tempat di kelompoknya.
Sayangnya semua terungkap, sesal pun percuma karena telah terjadi. Dari pada malu semua, biar Mak Ratna saja yang menanggungnya.
Saya masih melihatnya tulus mendukung Prabowo. Sama sekali tak terlihat niat mempecundangi Paslon 02. Meskipun tim Prabowo-Sandi mungkin merasa dukungannya saat sidang tambah mempermalukan posisi mereka.
Ratna sangat menginginkan Prabowo maju. Dia belum mengubah hatinya. Dia seperti emak-emak lain tak mudah pergi ke lain hati.
Saya berimajinasi isi pikirannya seperti ini
"Andai Abang bisa memaafkan,andai abang tahu kebodohanku ini untuk menjatuhkan lawan dan membuat posisimu di atas angin, andai kau tahu aku sangat mendukungmu dan aku masih setia padamu, Bang..."
Di balik daster bolong ini, selesai lagi satu tulisan .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H