Sore menjelang magrib. Cuaca kurang bersahabat. Selain mulai gelap karena akan ada pergantian waktu juga mendung pertanda hujanpun terlihat. Bersama si cikal saya berencana mengunjungi seseorang.
Saya memanggilnya Mba Endang. Aslinya dari Jawa tengah namun saya lupa tepatnya darimana.Dia adalah orang yang biasa mencuci dan menyetrika di rumah. Datangnya tidak tiap hari melainkan dua hari sekali.
Saya memang membutuhkan tenaganya untuk mengerjakan dua hal itu. Memiliki bayi membuat saya kesulitan mengerjakan kedua hal tadi. Terutama menyetrika. Kalau mencuci kan mudah bisa tinggal masukkan ke mesin lalu ditinggal sambil mengasuh bayi. Nah kalau menyetrikakan harus satu persatu cenderung memakan waktu lama dan tidak bisa sambil mengerjakan yang lain.
Membantu sayapun sebenarnya belum lama. Ya semenjak saya punya bayi saja. Sebelumnya dia biasa membantu kakak ipar saya melayani pembeli di warung.
Nah, sudah hampir 3 minggu ini Mba Endang tak datang. Terbayang kan itu setrikaan menggunung? Kalau mencuci sih masih bisa ditangani. Akhirnya saya hanya menyetrika baju menjelang pemakaian saja agar hasilnya maksimal.
Bukan cuma tersiksa karena jadi harus kembali mencuci dan menyetrika tapi saya khawatir Mba Endang sakit. Meskipun bekerjanya gesit dan selalu rapih namun kelemahannya adalah dia susah sekali makan atau mengemil. Alasannya malas atau tak terbiasa.
Jika saya menyuguhi makanan dan minuman saat dia menyetrika pakaian, maka bisa dipastikan semuanya utuh. Kalaupun dipaksa baru mau menghabiskan minumnya saja.
Jadi , dalam sebulan ada saja hari dia tidak masuk karena sakit. Sakit pingganglah,sakit kepalalah atau sakit pinggang. Kalau diingatkan untuk menghabiskan makanan dia cuma tertawa dan kembali dia berkata.
"Enggak biasa saya teh. "
Kalau sudan begitu saya cuma bisa geleng-geleng kepala.
Dan kini sekitar 100 meteran dari gang yang kami masuki nampaklah kontrakan yang ditinggalinya. Ini kali kedua sebenarnya saya kesini. Yang pertama beberapa hari sebelumnya, namun Mba Endangnya sedang tak ada di rumah saat itu.