Lihat ke Halaman Asli

Irma Tri Handayani

Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Apakah Pegawai KPK Kurang Menyeramkan bagi Koruptor?

Diperbarui: 6 Februari 2019   17:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok: Jawa pos

Pegawai KPK memang jangan orang biasa. Pekerjaan mereka yang menangkap penjahat yang tak jauh beda dari  tuyul yang demen menghilangkan uang dari tumpukan itu penuh resiko. Untuk itu mereka harus dibekali dengan kemampuan yang mumpuni dalam menghadapi penjahat uang.

Sebagian dari koruptor pejabat yang pasti dikelilingi orang-orang bayaran yang akan membuat menghalangi mereka dari tangkapan.

Saya suka takjub melihat pegawai KPK yang memperlihatkan barang bukti tumpukan uang. Meskipun mereka berjasa namun wajahnya terpaksa ditutup agar tak dikenali. Karena tak tahu mereka siapa,jelas terasa kurang afdol terkagum-kagumnya. Padahal anaknya di rumah pasti bangga kalau tahu itu Bapaknya.

Pasti bukan orang sembarangan yang masuk barisan KPK. Bukan orang-orang cemen yang baru digertak langsung bersembunyi dibalik ketiak. Kalau cuma diusir saja mungkin biasa mereka. Kalau dihardik bisa jadi mereka juga tahan telinga. Namun ketika mereka diserang bahkan aniaya rasanya kok geram mendengar nya.

Pegawai KPK tak lepas dari marabahaya. Serupa polisi atau TNI medan mereka keras dan menakutkan. Namun terjadinya penyerangan menunjukkan bahwa pegawai KPK tidaklah menyeramkan.

Jika terlanjur tertangkap bukannya menunduk dan menyembunyikan muka mereka malah berdadah dadh ria laksana selebritis berita. Koruptor yang penjahat tapi pegwai KPK yang menggunakan penutup muka ,miris ya? Eh koruptornya biasa biasa aja tuh.

Adanya penyerangan pada pegawai KPK menunjukkan bahwa mereka tidak menakutkan bagi para koruptor. Sebisa mungkin jika terlanjur tertangkap kalaupun tak bisa berlari, mereka lebih baik menyerang saja tanpa tahu malu. Sejauh mana perlindungan terhadap pegwai KPK saat bertugas?

Ngeri kalau sudah begitu,maka bukan tidak mungkin peristiwa Novel Baswedan terulang lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline