Lihat ke Halaman Asli

Irma Tri Handayani

Ibunya Lalaki Langit,Miyuni Kembang, dan Satria Wicaksana

Kuda Renggong Kesenian Tradisional yang Masih Bikin Bengong

Diperbarui: 29 Januari 2019   18:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kuda Renggong. Foto: Irma Tri Handayani

Di daerah Rancaekek tempat saya tinggal, jika jalanan macet maka ada tiga hal yang mungkin sedang terjadi. Pertama, jam bubaran atau  masuk pabrik (kawasan Rancaekek banyak pabrik berdiri). 

 Kedua ada Razia polisi. Selain macet juga biasanya menyebabkan mini market terdekat penuh oleh pengemudi penuh dosa karena tak membawa helm,SIM,atau STNK. Nah,satu lagi adalah jika rombongan kuda Renggong lewat.

Di sini kesenian tradisional yang satu ini masih bisa ditemukan. Masih banyak warga yang memiliki duit sedikit tebal yang mau menyewa nya untuk merayakan acara khitanan puteranya.

Kesenian yang satu ini masih menarik buat kami saksikan. Jika samar - samar dari kejauhan sudah terdengar musiknya yang khas dengan lengkingan suara penyanyi yang juga unik, maka kami biasanya tergopoh-gopoh keluar rumah untuk melihat secara langsung.

Barisan paling depan biasanya orang-orang penggembira. Mereka menari-nari tak jelas. Karena konon katanya unsur magis dalam kesenian ini masih kental, maka ada saja penggembira itu yang kerasukan. Bisa sampai bergulingan di tanah orang yang kerasukan. Biasanya dibiarkan terlebih dahulu oleh sang pawang karena mungkin dianggap menarik perhatian. Bagian sini saya suka merinding melihatnya.

Barisan ke dua biasanya pengantin sunat. Mereka menaiki kuda. Kudanya ini akan bergerak-gerak seolah sedang menari. Entah kepalanya yang bergoyang-goyang atau kakinya yang turun naik. Kudanya di dandani seperti halnya pengantin sunat.

Dibelakang pengantin sunat gerombolan pemain alat musik mengiringi lengkap bersama sang penyanyi atau sinden. 

Sayangnya mereka tak menggunakan baju tradisional, melainkan baju masa kini yaitu kaos dan celana. Andaikan masih mempertahankan pasti lebih elok terlihatnya. Saya tak mampu melihat mana sindennya karena pakaiannya pun serupa dengan pemain musik.

Kuda Renggong. Foto: Irma Tri Handayani

Setelah pemain musik,maka gerombolan selanjutnya adalah sanak saudara pengantar. Biasanya kalau tak menggunakan delman atau becak.

Masih adanya kesenian tradisional ini membuat saya berbangga hati karena jika masih banyak orang yang mau memainkan atau menyewa kesenian ini dibandingkan sewa organ dangdutan semata maka kesenian ini takkan menghilang termakan jaman.

Tak terkecuali orang tua,para anak dan remaja pun masih juga belum alias takjub  jika melihat kuda Renggong. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline