Menjelang libur semesteran, ada kekhwatiran yang saya rasa. Ketika anak-anak saya akan berkumpul dengan sepupunya di rumah Nenek-Kakeknya maka rawan sekali mereka terjebak bermain gadget. Meskipun kami sudah membiasakan mereka untuk tidak bermain gadget,namun saudara sepupunya belum tentu seperti anak-anak saya.
Akhirnya saya mencoba memutar otak untuk menghadapinya. Kok saya kepikiran memberikan permainan tradisional yang dulu biasa saya mainkan. Sepertinya congklak merupakan permainan yang pas.
Nah,sayapun mencari-cari di mana alat untuk bermain congklak. Mengingat itu merupakan permainan tradisional. Mungkinkah masih ada?
Saya menemukan alat congklak Di sebuah toko buku . Ternyata alat yang ada tak seperti dulu. Dulukan alat congklaknya dari kayu lalu isi nya menggunakan kerang-kerang kecil alias kuwuk kalau kita menyebutnya.
Kini alat dan isinya sama terbuat dari plastik. Harganya murah hanya empat belas ribu rupiah.
Sebenarnya tempat tak yakin akankah mereka menyukai permainan ini?
Ternyata dari saat saya menunjukkan alat congklaknya saja mereka sudah tertarik.. begitu digelar semua tampak penasaran.
Saya dibantu ayah-Ibu mereka sebagai para alumni pemain congklak dalam menerangkan cara bermainnya.
Sebagai permainan awal,kamilah yang memulai. Buat yang sudah lupa kurang lebih begini cara bermainnya.
Pertama setiap lubang diisi oleh 7 biji congklak. Lalu kedua pemain mengisikn tiap lubang masing-masing satu sambil melewati tiap lubang. Dari barisan lubang milik kita masuk ke lubang paling besar sebagai lumbung kita lalu melewati barisan miliki lawan.
Jika biji congklak kita jauh di lubang kosong maka kita harus menghentikan permainan. Yang seru jika di seberang lubang kita alis milik lawan ada isinya,mk kita berhak mengambil isi lubang lawan tersebut.