Di pagi hari yang mendung ini, saya termenung. Di beberapa grup media sosial ucapan selamat hari guru bertebaran. Pun di kompasiana beberapa penulis sudah ramai.
Saya istri guru. Hingga tanggal 25 November ini ,suami saya masih menggeleng ketika ditanyakan sudah cairkah tunjangan sertifikasi untuk periode ketiga.
Jadi, tunjangan sertifikasi guru itu dibayar per 3 bulan sekali. Untuk januari-Maret cairnya di bulan Mei. Alhamdulillahnya tepat di Hari lahiran anak bungsu saya. Hingga uang tabungan untuk lahiran bisa ditambah mengingat takdir berkata saya harus melahirkan SC. Jadi telatnya bisa dimaafkan. Bahkan disyukuri.
Untuk periode ke 2 yaitu bulan April -Junj, pencairan terjadi di bulan Agustus. Itupun sudah nyaris putus harapan saat menantinya.
Anda bisa menebak untuk periode ke 3 bikan juli-September kira-kira cair bulan apa? Ya cocoknya bulan November.
Tapi hingga tanggal di hari guru tanggal 25 November ini harapan masih tinggal harapan. Tunjangan sertifikasi belum cocok untuk menjadi hadiah nampaknya.
Tidak pernah ada klarikasi mengapa, tidak pernah ada laporan proses pencairan sudah sampai tahap apa.
Mau berbaik sangka kok ya cape juga. Dari awal penerimaan tunjangan sertfikikasi hingga kini belum pernah terjadi keajaiban dimana tunjangan itu tepat waktu.
Saya malah khawatir kejadiannya sama dengan tahun lalu. Periode ke 3 dan 4 tahun 2017 cair di awal tahun 2018.
Padahal itu sudah menjadi hak guru. Proses mendapatkannya juga tidak percuma melainkan harus diuji dan mengikuti pelatihan. Disaat honor dari sekolah tak bisa diharapkan maka tunjangan sertifikasi bisa jam menambah hidup ke depan sampai tiba pencairan kembali.
Padahal kami sudah ge-er duluan, menjelang masa kampanye sepertinya pencairan akan diperhatikan biar para guru Bisa menjatuhkan pilihan. Cuma itu yang belum bisa saya apresiasi dari sekian kerja keras Jokowi.