Lihat ke Halaman Asli

Bahrul Ulum A. Malik

Suka Kopi dan Sastra

Puisi | Mengeja Angin

Diperbarui: 15 Juni 2020   00:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

jika semua arah adalah kiblat

barangkali kita tak `kan linglung mengeja

arah kita menghadap Sang Hyang

di mana kita meletakkan segala yang melekat

pada setiap dimensi adalah waktu

isyarat sebagai doa harapan

yang tentu tak bisa kita tebak

hanya lewat mimpi dan khayalan

titiklah pada satu arah

di mana kita berasal dan kembali

dengan wirid adam pun yunus

mengakui dan pasrah pada kenyataan

langitkendal, Juni 2018 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline