Lihat ke Halaman Asli

Bahrul Ulum A. Malik

Suka Kopi dan Sastra

Rumah Tanah

Diperbarui: 24 Juni 2015   00:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1394726738354725325

[caption id="attachment_326344" align="aligncenter" width="500" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption]

rumahku batu kali yang airnya mengalir menembus malam
bersenyawa dengan doa yang paling subuh di dedaun
tak ada jendela pun pintu sebagai lantaran tempat
mengaji tangan dan kaki untuk mampu berkata
tentang saksi-saksi yang tak tersedia di pelataran toko

rumahku tanah berdinding tanah berlantai tanah beratap tanah
aku tanah basah dari gurun yang paling tandus di matamu
kaktus yang mampu bertahan di tengah badai pasir mewujud angin
di matamu aku terkunci pada ruang sakral
bertapa pada tujuh arah mata angin

rumahku sunyi sesunyi deras air kali

Rumah Puisi Langit Kendal, 13032014/ 21.00

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline