Lihat ke Halaman Asli

Lautan Sampah

Diperbarui: 26 Juni 2015   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

[caption id="attachment_147545" align="aligncenter" width="300" caption="sampah yg terbawa arus. dari http://www.imagedum.com/images/499_trash_pattern.gif"][/caption]

Tadi sore saya melihat sebuah tayangan dokumenter di salah satu stasiun televisi tentang tumpukan sampah di lautan pasifik. Saya terkejut melihat hal ini dan mencoba mencari tahu lebih dalam lewat bantuan om google. Ternyata sampah-sampah ini terbawa arus dan menumpuk di tengah-tengah Samudera Pasifik Utara. Ternyata tidak cuma di Samudera Pasifik, di Samudera Atlantik Utara juga ada! Sampah-sampah itu tidak terdeteksi dari satelit karena terapung-apung di bawah permukaan.

Tumpukan sampah di Samudera Pasifik atau The Great Pasific Garbage Patch ini awalnya tidak disadari masyarakat sampai Charles Moore yang sedang berlayar pulang setelah mengikuti lomba layar. Ia dan krunya sangat terkejut melihat sampah yang kebanyakan sampah plastik terapung-apung di Samudera Pasifik Utara. Moore menghitung ada 100 juta ton sampah yang berasal dari daratan dan kapal. Hampir semuanya sampah plastik.

Binatang lautlah yang paling dirugikan dan mungkin akan mengancam kita juga kalau tidak dihentikan. Misalnya penyu yang tidak dapat membedakan plastik dan ubur-ubur. Plastik yang ditelan oleh penyu tidak dapat dimuntahkan lagi akan membuat saluran pencernaan terganggu dan kelaparan. Mari kita sama-sama mengurangi sampah plastik dalam kehidupan sehari-hari kita yuk! Misalnya kalau belanja jangan menggunakan kantong kresek tapi bawa sendiri tas belanjaan yang dapat dipergunakan lagi. Plastik baru akan hancur ratusan tahun di dalam tanah. Sampah plastik di laut tetap terapung-apung dan beberapa dikirimkan lagi ke daratan lewat arus laut. dari berbagai sumber, maaf kalau ada salah kata ya! ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline