[caption id="attachment_257997" align="aligncenter" width="322" caption="Kondom yang dijual bebas di toko maupun supermarket"][/caption] Bagi sebagian masyarakat Indonesia, seks merupakan tema yang sangat tabu sekali. Jarang sekali orang tua membicarakan seks dengan anak-anaknya, sekalipun mereka menuju ke masa puber. Padahal, tema seks dalam pendidikan anak remaja maupun usia dini sangatlah penting. Tema seks bukan untuk ditutup-tutupi, melainkan untuk dibicarakan, sehingga anak sejak dini tahu dan mengenal fungsi-fungsi organ tubuh mereka dan tidak menyalahgunakan seks dalam pergaulan. Pendidikan seks penting sekali dimulai sejak dini. Anak-anak hendaknya mendapatkan informasi mengenai seks dari orang tua mereka, dari pada melalui media televisi atau orang lain. Informasi salah yang diterima anak-anak mengenai seks akan berakibat buruk pada kesehatan organ mereka, terutama alat kelamin mereka. Pada usia dini hendaknya mereka sudah diberi pengetahuan mengenai seks, misalnya perbadaan antara wanita dan lelaki atau ciri-ciri fisik wanita atau lelaki yang berbeda. Pada umumnya anak-anak akan otomatis dapat membedakan antara keduanya tanpa penjelasan, namun apabila tema ini dijelaskan oleh orang tua mereka, maka langkah untuk memberi penjelasan tentang seks dari orang tua untuk anak-anak akan lebih terbuka untuk masa-masa selanjutnya (langkah ini merupakan langkah pertama dalam menjelaskan tentang seks kepada anak-anak, langkah selanjutnya akan lebih mudah, karena mereka akan sudah terbiasa dengan tema seks yang dimulai dengan perbedaan fisik wanita dan lelaki). Pertanyaan yang sering dikemukakan anak-anak pada usia dini adalah ketika seseorang melahirkan. Mereka bertanya dari mana asal bayi tersebut? Kenapa seorang perempuan bisa melahirkan? Menurut pengalaman saya pribadi, banyak orang tua di Indonesia yang menjawab pertanyaan ini dengan hal yang tidak "logis". Misalnya pada saat dulu saya bertanya kepada ibu saya ketika seorang tetangga kami hamil lalu melahirkan, jawaban ibu saya adalah, bayi itu berasal dari tuhan dan saya tidak boleh bertanya lagi, karena nanti ketika dewasa saya akan mengetahui jawaban ini dengan sendirinya. Kemudian ibu saya mengalihkan perhatian saya supaya saya tidak bertanya-tanya lagi. Di Eropa misalnya, orang tua yang masih belum terbuka menjelaskan kepada anak-anaknya, bahwa bayi yang dilahirkan datang karena burung bangau membawa bayi itu, dan si anak pun akan percaya hal itu. Penjelasan yang tidak masuk akal tersebut akan mengarah ke pemikiran anak yang tidak logis yang tidak baik untuk perkembangan anak. Untuk menjelaskan pertanyaan tersebut, hendaknya orang tua member penjelasan yang masuk akal. Misalnya dengan menjelaskan bahwa, ketika seorang wanita dan pria saling mencintai atau sering berkasih sayang, mereka akan menikah dan menghabiskan waktu bersama, sehingga wanita akan hamil dan melahirkan seorang bayi. Penjelasan logis tersebut akan membentuk karakter seorang anak, karena dengan penjelasan itu orang tua tidak membohongi anak. Keuntungan dari penjelasan ini adalah, orang tua tidak membohongi anak dan anak akan terlatih untuk berpikir logis sejak dini. Pada usia puber atau remaja, penjelasan dan pendidikan seks adalah penting sekali. Pada masa puber ini, mereka akan mengalami perubahan fisik dan mental yang sangat signifikan. Pada masa ini hendaknya remaja sudah memiliki banyak pengetahuan tentang seks. Mereka hendaknya mengetahui apakah dan bagaimana hubungan seks itu. Namun, di Indonesia seks masih merupakan tema yang sangat tabu. Pendidikan seks juga jarang diberikan di sekolah-sekolah, meski saat SMP atau SMA remaja sudah mempelajari alat-alat reproduksi di pelajaran biologi. Dalam pendidikan seks, hendaknya sekolah berperan aktiv menjelaskan kepada remaja. Pada saat puber remaja pada umumnya sangat penasaran dan rasa keingintahuan tentang seks, sayangnya rasa keingintahuan tersebut tidak diikuti dengan informasi yang akurat. Dampaknya, mereka mendapatkan informasi yang salah memalui internet ataupun film dewasa. Beberapa waktu yang lalu ketika pemerintah mengumumkan kelulusan SMA, para siswa yang lulus dengan senang melakukan konvoi di jalanan. Saat itu saya bersama seorang sepupu sedang membeli keperluan sehari-hari di sebuah pasar waralaba. Saat itu ada beberapa siswa yang masih berseragam putih abu-abu yang masuk supermarket itu, dan mereka mengambil dan membeli kondom yang dijual bebas. Dengan santainya seperti tidak terjadi apa-apa, seorang dari mereka membayar dan kemudian pergi. Beberapa pembeli juga melihat kejadian ini, mereka bergeleng-geleng kepala dan seorang ibu-ibu paruh baya bahkan "memarahi" pegawai waralaba itu, ibu itu mengeluh, kenapa si penjual diam saja ketika seorang yang "belum menikah" dan "belum dewasa" membeli kondom. Bahkan sepupu saya yang notabene adalah seorang yang terpelajar juga ikut kesal dengan kejadian ini dan memposting status di akun Facebooknya dengan menyalahkan si pegawai toko itu. Menurut pendapat saya, kejadian ini adalah sesuatu yang positif. Positif karena saya senang, bahwa remaja itu memiliki pengetahuan dasar seks. Mungkin mereka akan melalukan pesta seks dengan kondom tersebut (dugaan banyak orang, dugaan Anda pembaca dan sepupu saya), namun saya rasa kalaupun itu terjadi setidaknya mereka menggunakan alat kontrasepsi dan pencegah menularnya penyakit seksual. Hal itu lebih baik dari pada teman perempuan mereka yang juga masih sangat muda dan baru lulus jenjang SMA hamil. Pembaca tahu sendiri bagaimana nasib seseorang yang hamil di luar nikah. Apakah kejadian seorang remaja membeli kondom itu baik atau tidak, semua memiliki pandangan dan pendapat sendiri. Bagi saya, pada usia tersebut remaja sudah matang untuk melakukan hubungan seksual. Terlepas dari norma dan budaya ketimuran. Di negara-negara industri yang sudah sangat terbuka hal itu merupakan hal yang normal dan merupakan bagian hidup seorang remaja. Pendidikan seks yang penting lainnya adalah memberitahu dan menjelaskan kepada remaja maupun anak-anak, bahwa apabila kita berbicara tentang seks, kita tidak hanya akan berbicara tentang hubungan wanita dan pria. Dipungkiri atau tidak, di dunia ini tidak hanya terdiri dari heteroseksual, banyak juga orang yang homoseksual maupun biseksual. Terlepas dari pemikiran sebagian orang bahwa semua orientasi seksual selain heteroseksual adalah tidak normal, orang dengan dengan berbagai orientasi seksual tersebut ada. Hendaknya dalam pendidikan seks tema-tema mengenai orientasi seksual tersebut juga dibahas. Misalnya dengan memberikan informasi, bahwa di sebagian negara-negara Eropa seseorang bisa menikah dengan sesama jenis. Hal tersebut merupakan suatu pertolongan ketika seorang remaja tidak berorientasi heteroseksual. Dia akan merasa tidak sendirian dan khususnya remaja yang seperti ini yang sangat butuh pertolongan dan informasi. Tulisan ini hanya pendapat saya, tanpa bermaksud mengesampingkan budaya dan norma ketimuran di Indonesia. Saya berharap orang akan lebih terbuka ketika berbicara tentang seks (dalam artian pendidikan dan bukan vulgar), sehingga anak-anak dan remaja lebih banyak tahu tentang seks dan penyelewengan dan ketidaktahuan tentang seks akan terminimalisir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H