Lihat ke Halaman Asli

Balada Penghulu di Daerah

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

135704652411478843

Ada-ada saja tingkah beberapa teman-teman Penghulu di daerah pasca tudingan pungli di KUA... Mereka gerah karena merasa ga pernah menerima “gratifikasi” sebesar 1 juta sampai 3 juta seperti yang ditudingkan. Terima 10 ribu saja sudah dianggap pungli dan dianggap koruptor. Kayaknya ga sebanding banget antara uang yang diterima dengan gelar “koruptor” yang disematkan. Padahal untuk “mendapat” 10 ribu perak, mereka harus menempuh jarak berkilo-kilo, sampai di lokasi juga harus memimpin prosesi akad nikah, mulai dari ngemsi, khotbah, menerima taukil wali, memberi nasehat nikah sampai berdoa.

Saking geregetannya, teman dari Pracimantoro Wonogiri mengirim foto seperti ini:

Foto ini diambil setelah Beliau menikahkan di luar kantor tadi pagi (Selasa/01 Januari 2013).

Teman dari Terisi Indramayu berkomentar: Bagi teman-teman penghulu yang memperoleh nasi tumpeng, nasi berkat, ayam panggang, dan lain-lain oleh tuan rumah seusai akad nikah, tolong jangan disantap. Itu adalah gratifikasi. Sesuai UU KPK, setiap pemberian yang nilainya di bawah Rp 10 juta harus dilaporkan ke KPK. Jadi, mari kita kumpulkan nasi tumpeng, ayam panggang, nasi berkat itu dari seluruh KUA di Indonesia. Setelah terkumpul, mari kita serahkan ke KPK. Atau bisa juga lewat Pak Irjen, M. Jasin. Beliau kan mantan Komisioner KPK. He...he.....

Tidak cukup sampai disitu, teman dari Pracimantoro juga sempat-sempatnya menggubah salah satu syair Gus Mus (KH. Musthofa Bisri Rembang):

Aku harus bagaimana atau kamu ini bagaimana ? Kau suruh aku nikahkan di KUA, tapi kau minta aku ke rumahmu... Aku disuruh kerja tepat waktu, tapi hari libur kau panggil aku ke rumahmu..... Aku disuruh terima biaya Rp.30.000, tapi kau beri aku lebih dari itu... Kalau kutolak pemberianmu, kau bilang aku tidak bersyukur.. Kalau kuterima pemberianmu, kau bilang gratifikasi.... Aku sudah susun jadwal sesuai antrian, tapi kau minta diistimewakan.. Kau ini bagaimana... Atau aku harus bagaimana?

Lain lagi kisah dari perjuangan penghulu di daerah Ciater Subang dalam melaksanakan tugas menghadiri akad nikah di wilayahnya.

13570467501810179118

13570468361838285862

Foto ini juga diambil tadi pagi (Selasa/01 Januari 2013).

Cerita lain tersaji dari penghulu di KUA Kecamatan Kedungpring, Lamongan, Jawa Timur yang harus melewati hutan belantara dengan dikawal warga yang membawa celurit karena rute perjalanan rawan penodongan. Terkadang rantai sepeda motor putus, diberi amplop kosong hingga kehujanan dan jatuh sakit.

Yaaah...teman-teman penghulu di daerah mungkin tidak sebagus nasibnya bila dibandingkan penghulu-penghulu di kota-kota besar yang glamour seperti Jakarta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline