Lihat ke Halaman Asli

Lintas Agama, Bersatu Menjaga Iklim dan Melestarikan Alam

Diperbarui: 9 Desember 2021   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Lintas Agama, Bersatu Untuk Menjaga Iklim dan Melestarikan Alam

Negara Indonesia yang terletak di daerah ekuator yang menyebabkan sering terjadi bencana alam baik itu gempa bumi maupun hidrometeorologi. Bencana Hidrometeorologi adalah bencana yang disebabkan oleh parameter meteorologi atau faktor cuaca yang meliputi curah hujan, temperatur, kelembapan dan angin. Contoh bencana hidrometeorologi adalah longsor, banjir, angin puting beliung, abrasi, dll. Berdasarkan kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) telah mengingatkan terkait ancaman bencana hidrometeorologi yang diakibatkan oleh fenomena La-nina. La nina terjadi ketika anomali suhu muka laut di Samudra Pasifik bagian tengah yang mengakibatkan suhu muka air laut menjadi relatif dingin di bawah kondisi normalnya yang menyebabkan hujan deras yang akan terjadi khususnya bagi wilayah indonesia bagian barat.

Dikutip dari Dr. Urip Haryoko M.Si selaku Plt. Deputi Klimatologi, selaku pemateri; bahwa peristiwa yang dikaji oleh WMO mengkonfirmasi bahwa dari tahun 2011-2020 merupakan dekade terpanas yang terus-menerus sepanjang catatan historis trend perubahan iklim jangka panjang. Berdasarkan data enam tahun terakhir ini menjadi tahun terpanas yakni sejak 2015, 2016, 2019, dan 2020 masuk ke dalam kategori tahun terpanas. Peristiwa ini tentunya bukan hanya disebabkan oleh alam namun sudah tercampur oleh ulah tangan manusia. Salah satunya adalah penebangan hutan secara besar- besaran atau kerap disebut Deforestasi. Deforestasi ditandai dengan luasan tutupan pohon yang semakin menurun dan konversi lahan hutan menjadi non hutan Deforestasi (penghilangan hutan) adalah kegiatan penebangan tanaman hutan atau tegakan pohon (stand of trees) dan mengalih-gunakan lahan hutan (non forest use), misalnya untuk pertanian pangan, perkebunan, permukiman, kawasan industri dan lainnya. Degradasi hutan dan lahan ditandai oleh luasan lahan atau DAS kritis dan sangat kritis secara hidro-orologis Hutan memiliki peran strategis sebagai pengendali iklim. Hal ini menunjukkan bahwa peristiwa perubahan iklim memiliki variabilitas alam dan manusia.

Mainstreaming issu Perubahan Iklim dan Aksi Iklim secara masif ke seluruh masyarakat:

  • Literasi Iklim: terutama ke generasi muda dan kelompok agama
  • Literasi Iklim: lebih massif dan inovatif melalui berbagai ragam media social, media pembelajaran, media ruang, media massa (publikasi berita)
  • Literasi Iklim: Sinergi dan kolaborasi dengan multi pihak

Mitigasi perubahan iklim adalah segala bentuk aksi yang dapat mengurangi laju perubahan iklim, melalui pembatasan atau pencegahan emisi gas rumah kaca dan peningkatan aktivitas yang dapat menyerap gas-gas tersebut dari atmosfer. Contohnya mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) terutama CO2, meningkatkan penyerapan GRK, mengurangi resiko dampak perubahan iklim, dan membuat semua orang sadar akan bahaya perubahan iklim

Muhammadiyah sebagai organisasi gerakan amar ma'ruf nahi munkar berperan dalam mengelola lingkungan yang berkeadilan dan ramah lingkungan terhadap dua objek yaitu:

1. Penguatan internal warga muhammadiyah dalam memahami hak, kewajiban dan peran dalam hubungannya dengan pengelolaan lingkungan

2. Melakukan pendekatan terhadap fihak eksternal dari berbagai aspek dalam pengelolaan lingkungan

Program "The Way to Green (WtG)"

Beberapa Program WtG yang dicanangkan UMY yang terintegrasi dalam kegiatan Catur Dharma Perguruan Tinggi :

1. Kampus hijau dan bersih.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline