butir hujan pagi ini kegenitan mencoleki keinginan hingga urung bangkit
berselimut tebal mengusir dingin menggigit lebih mengasyikan manusia-manusia, ketimbang aroma teh pucuk merambat menusuk-nusuk keinginannya
gemercik air jatuh pusing mencari pelarian karena tanah tempat peraduan menghilang berubah jadi hamparan beton
aku hanya hujan rintik melakukan aksi protes atas rumahku yang dilenyapkan oleh keserakahan
dan untuk kali ini, mereka-mereka tidak bisa lagi nyenyak dalam lelap
karena rumah-rumahnya telah aku duduki.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H