Lihat ke Halaman Asli

Paris, 4 Mei

Diperbarui: 18 Juni 2015   05:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Judul: Paris, 4 Mei
Genre: Misteri, Crime, Drama, Noir
Tokoh Utama: Bernard
Lokasi: Montpellier dan Paris, Prancis

Pagi itu tepatnya tanggal 4 mei 1975 Bernard masih menunggu kereta yang sudah dia tunggu sejak satu jam yang lalu, tidak ada kereta yang terlambat jadwalnya Bernard memang sengaja datang ke stasiun lebih awal, itulah kegiatannya sehari-hari, Bernard menunggu kereta bukan untuk ia tumpangi tetapi untuk ia lihat keadaannya. Bernard memang sangat mencintai kereta api, kakeknya adalah kepala stasiun di masanya dan sang ayah adalah masinis yang pensiun setelah tewas dalam kecelakaan kerja yang menyebabkan korban tewas lebih dari 150 orang, L’Accident Ferroviaire begitulah orang-orang di Montpellier menyebutnya, tidak ada yang tahu alasan mengapa Bernard suka melihat-lihat keadaan kereta selain dugaan karena sang kakek dan sang ayah pernah mengabdi di sana.

“Pagi Monsieur Bernard” ucap penjaga stasiun kereta sambil lewat.

“Pagi juga monsieur Petit” balas Bernard sambil membungkukkan badan.

Ya itulah sapaan basa-basi orang-orang kepada Bernard setiap paginya dan Bernard juga selalu membalas basa-basi itu dengan kata yang sama, selain penjaga stasiun kereta sudah sekitar 8 orang yang menyapanya pagi itu, angka yang lebih sedikit dari hari-hari biasanya. Bernard yang 3 hari lagi berusia 50 tahun dan tidak peduli lagi dengan usianya yang sudah mulai berkepala lima tersenyum kecil, dilihatnya sebuah kereta datang, dengan pandangan tajam Bernard pun mengamati kereta tersebut. Tiba-tiba seseorang menyapanya, Ya lagi-lagi sebuah basa-basi yang biasa orang lakukan tiap pagi, tapi sekarang sepertinya bukan sekedar basa-basi, orang itu menanyakan banyak hal kepada Bernard dan Bernard pun menjawabnya sambil tetap fokus kepada kereta.

Pria asli Spanyol yang sudah tinggal di Montpellier, Prancis selama 10 tahun lebih itu bernama Pedro ia menanyakan beberapa hal dengan bahasa Prancis yang lancar namun logat Spanyol-nya masih terasa amat kental, mereka pun mengobrol dengan santai sambil berjalan-jalan, suasana stasiun kereta terlihat sangat ramai ditengah-tengah obrolan itu beberapa orang seperti biasa menyapa Bernard, Bernard pun menjawab salam mereka di sela-sela waktu kosong ketika Pedro sedang tidak menanyainya.

Banyak yang ditanyakan oleh Pedro sampai pada titik ia menanyakan Apakah benar bahwa ayah Bernard masih hidup dan dia berencana meledakkan beberapa titik penting di kota Paris pada tanggal 4 mei atau tepatnya hari ini, Bernard pun terkejut, dengan meninggikan nada suaranya ia bertanya.

“Darimana anda dapatkan berita itu?” tanya Bernard, Bernard tidak bisa menyembunyikan emosinya, bagaimana tidak ayahnya yang ia tahu jelas-jelas sudah meninggal kini dituduh sebagai seorang teroris.

“Berita itu sudah tersebar di seluruh negeri, ayahmu mengirimkan surat ancaman kepada divisi keamanan kota Paris kemarin sore" jawab Pedro.

"Suratnya diketik bukan ditulis sehingga sudah dapat dipastikan polisi tidak mungkin dapat melacak siapa yang menulis itu dan dalam surat tersebut tertera nama ayahmu” tambah Pedro.

“Meskipun atas nama ayahku bisa saja itu fitnah kan?!” ucap Bernard dengan nada emosi yang begitu tinggi dan seketika itu juga Bernard langsung meminta maaf kepada Pedro.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline