Lihat ke Halaman Asli

Dalam Rangka Pencegahan KLB DBD, Mahasiswa PBL-6 FKM UNIMUS Bersama Masyarakat Melakukan Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik

Diperbarui: 18 Februari 2023   20:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Grobogan, Jum'at 17 Februari 2023 kelompok 6 Praktik Belajar Lapangan (PBL) Universitas Muhammadiyah Semarang melakukan pencegahan DBD melalui peningkatan Angka Bebas Jentik (ABJ) di Kabupaten Grobogan khususnya di wilayah Dusun Tambakrejo, Desa Tambakselo, Kecamatan Wirosari.

Dalam proses pelaksanaannya, program ini dilakukan dengan kerjasama antara mahasiswa, tokoh masyarakat, dan Puskesmas Wirosari II yang merupakan Puskemas yang area kerjanya meliputi Desa Tambakselo. Kerjasama dengan pihak puskesmas Wirosari II diwujudkan dalam bentuk pemberian bantuan berupa pendampingan oleh petugas puskesmas bagian kesling, promkes, serta pendampingan dari pihak bidan desa setempat.

Program kegiatan yang berorientasi pada kasus DBD ini bukan merupakan tanpa alasan, akan tetapi permasalahan yang didapatkan diperoleh dari hasil diskusi Bersama masyarakat dan pihak puskesmas dalam Forum Group Discussion yang diadakan di Balai Desa Tambakselo. Sehingga dari diskusi FGD tersebut diperoleh hasil bahwa DBD merupakan kejadian paling meresahkan yang ada di wilayah dusun Tambakrejo.

Apakah DBD di Dusun Tambakrejo meresahkan?

Demam Berdarah Dengue menjadi kejadian yang dianggap meresahkan, sebab setiap tahunnya selalu ditemukan kasus kejadian DBD lokal diwilayah setempat. Adanya keresahan masyarakat diperparah setelah pada tahun 2022 wilayah Desa Tambakselo terutama di Dusun Tambakrejo ditetapkan statusnya menjadi KLB DBD (Kejadian Luar Biasa DBD).

Dengan adanya temuan permasalahan DBD di masyarakat Dusun Tambakrejo, apasih peran yang dilakukan oleh mahasiswa Kesehatan Masyarakat UNIMUS bersama tokoh masyarakat dan pihak puskesmas dalam rangka melakukan tindak pencegahan terhadap kasus DBD?

Dokpri

Mahasiswa dan tokoh masyarakat dalam hal ini melakukan koordinasi untuk melatih, mensosialisasi, dan pembetukkan kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik). Pelatihan kader jumantik dilakukan dengan praktek langsung deteksi jentik ke masing-masing rumah dengan pendampingan oleh mahasiswa sesuai dengan imbauan yang disarankan oleh pihak puskesmas Wirosari II. Aktivitas lainnya yaitu dengan melakukan bersih desa yang bertujuan untuk mengantisipasi adanya genangan air hujan dibeberapa titik untuk mencegah timbulnya jentik nyamuk di sekitar tempat tinggal masyarakat. 

Dokpri

Bagaimana tingkat kemanfaatan program intervensi yang dilakukan tersebut?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline