Lihat ke Halaman Asli

Lamya NurulAdzkia

Saya berprofesi sebagai Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Tadris Pendidikan IPS

Perhatian Orangtua padaTontonan Anak Tahap Pra-Oprasional 2-7 Tahun terhadap Perkembangan Kognitif Anak

Diperbarui: 22 Oktober 2023   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Canva Lamya Nurul Adzkia

Baru-baru ini kita dihebohkan dengan video viral seorang ibu yang mencari anaknya yang menghilang ketika sedang bermain. Orang tua tersebut sudah mencari keseliling rumah sampai pada saat itu ibunya mendengar suara tangisan. Tangisan tersebut terdengar dari atas genteng. Seorang anak kecil berada di atas susunan genteng coklat di atas rumah. Akhirnya ibu dari anak tersebut meminta bantuan terhadap dua orang laki-laki untuk mengevakuasi anak tersebut. Setelah di selidiki anak tersebut ternyata mencari keberadaan ayam berdasarkan video yang sering ia tonton.

Ternyata kasus viral ini memiliki keterkaitan dengan teori kognitif pada anak.  Menurut Jerome Bruner mengatakan bahwa dalam proses belajar anak melibatkan 3 hal, antara lain : 1. Memperoleh informasi, 2. Transformasi Informasi, 3. Evaluasi. 

Dalam kasus ini anak tersebut telah memperoleh informasi bahwa ayam itu berada di atas genteng berdasarkan video yang ia tonton sehingga itu menjadi sebuah enaktik. Selanjutnya tahap transformasi informasi dimana seorang anak itu mencari keberadaan ayam tersebut ke atas genteng sehingga ia berimajinasi bahwa ayam itu ada si atas genteng tersebut maka terjadilah sebuah Ikonik. Setelah berhasil anak itu naik ke atas genteng. Anak itu mecari keberadaan ayam namun ayam itu tidak ada disana maka akan terjadi sebuah evaluasi atau simbolik dalam bentuk menangis.  Menangis disini bukan sebab anak itu takut dengan ketinggian. Namun anak itu telah tersadar bahwa ia sedang berada di "tempat yang aneh". Bila anak tersebut menangis lebih keras bisa jadi disebabkan dengan melihat ibunya yang juga menangis dankhawatir.

Disisilain terdapat pula video anak yang terkena sindrom Skidibi Toilet. Sebelumnya saya tidak tau mengenai video apa itu Skibidi Toilet sehingga saya memutuskan untuk mencari di youtube. Ketika saya menemukan, saya pun merasa takut dengan apa yang ada di dalam video tersebut. Dimana terdapat sebuah toilet yang didalamnya terdapa kartun kepala yang menurut saya cukup menyeramkan. Ketika saya telaah lebih lanjut muncul video dengan deskripsi Sindrom Skibidi Toilet. Dimana terdapat seorang anak yang menirukan gaya bicara cukup aneh serta tolehan yang meniru video Skibidi Toilet.

Dari kasus diatas saya menyimpulkan bahwa seorang anak dengan usia 2 (dua) -- 7 (tujuh) tahun akan lebih mudah untuk berimajinasi. Menurut teori Piagget seorang anak yang berada pada usia 2-7 tahun masuk kedalam kategori Pra-Oprasional. Dimana anak dengan kategori tahapan Pra-Oprasional memiliki daya tangkap dan imajinasi yang sangat mempengaruhi tindakanya. Anak dalam tahapan ini belum mampu berpikir dengan kongkret. Jadi apapun yang anak itu lihat makan ia akan menganggap itu sebagai sebuah contoh.

Dengan demikian kita selaku calon ibu atau bahkan telah menjadi seorang ibu harus memperhatikan apa yang anak tonton. Sebab derasnya internet dan media sosial menyebabkan kita untuk menjadi  pandai dalam memilah apa yang anak tonton. Disamping konten-konten yang mungkin kurang baik orang tua harus bisa menarik anak untuk melihat konten-konten yang memiliki nilai moral lebih baik. Ketika anak sedang menonton orang tua hendaklah mengawasi dan memperhatikan apa yang anak tonotn. Selain itu orang tua disarankan untuk tidak melepas pengawasan kepada anak ketika sedang bermain.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline