Lihat ke Halaman Asli

Lamser R. H. Aritonang

Melayani, Melatih dan Memberdayakan supaya Hidup Berkelimpahan dan Berbagi

Sekolah Libur, Libur Tak Resmi

Diperbarui: 24 Juni 2015   02:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Banjir yang melanda ibu kota benar-benar berubah jadi bencana. Cakupan banjir yang mencapai 99 kelurahan dari 267 kelurahan atau 37% merupakan angka yang sangat tinggi,yang sangat mempengaruhi aktivitas warga. Salah satu golongan masyarakat yang merasakan akibatnya adalah anak sekolah.

Anak sekolah yang merupakan generasi penerus bangsa, terpaksa harus libur tidak resmi karena genangan air. Jumlah sekolah yang terkena dampak banjir yakni 248 sekolah yang terdiri dari 114 SD, 27 SMP dan 58 SMA/SMK. Sebagian karena areal sekolah yang tertutup air, baik ruang kelas ataupun halaman sekolah. Sebuah sekolah di daerah Cengkareng tidak dapat melakukan aktivitas sebagaimana mestinya.

Sebagian sekolah terpaksa libur karena akses jalan menuju sekolah terputus. Jalan utama seperti Jl. Daan Mogot, Jl. S. Parman, Jl. Otista, Jl. Jatinegara Barat terkepung air sampai setinggi lebih dari 1 meter. Kendaraan tidak dapat menembus kedalaman air yang mengitari gedung sekolah. Maka para guru dan tentunya para siswa tidak berani memasuki sekolah karena khawatir terjebak di tengah jalan yang berair.

Ada pula sekolah yang menempuh tindakan berbeda, seperti SMU 8 Jakarta yang terletak di daerah Bukit Duri. Sekolah unggulan ini memang belum meliburkan siswa, tetapi memindahkan kegiatan belajar mengajar di Badiklat DKI di daerah Kuningan. Langkah seperti ini bisa diambil karena pihak sekolah punya hubungan baik dengan instansi terkait.

Akibat lain dari banjir yang menimpa sekolah adalah pemutusan aliran listrik oleh PLN. Pihak PLN bermaksud memelihara alat-alat dan fasilitas PLN, dan yang terpenting untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat dari bahaya kebakaran dan terkena sengatan listrik.

Sekolah yang sempat mengantisipasi bakal libur tak tesmi karena banjir ada yang memberikan tugas kepada siswanya. Dengan demikian siswa tetap belajar mandiri di rumah sehingga pelajaran tetap bisa diserap. Bila sekolah belum sempat memberikan PR pada siswanya tidak dapat berbuat banyak kecuali berharap siswanya punya inisiatif untuk belajar. Bagaimanapun juga, beban sekolah, guru dan murid akan makin berat ketika aktivitas sekolah telah berlangsung normal.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline