Lihat ke Halaman Asli

Belajar Toleransi dari Lapangan Hijau

Diperbarui: 25 Juni 2015   04:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Banyak yang  kaget melihat penampilan Newcastle musim 2011/2012 yang baru saja berakhir. Newcastle bisa menduduki peringkat kelima di akhir musim ini. Aktor ciamiknya penampilan Newcastle itu, siapa lagi kalau bukan duet Demba Ba dan Papiss Cisse. Kedua pemain ini memang menjadi momok menakutkan buat pemain belakang dan kiper klub liga Inggris lainnya. Lihat saja, seorang Kiper Chelsea Petr Cech harus memungut dua kali bola gol dari gawangnya akibat skill dari Cisse pada dua pekan sebelum liga Inggris berakhir.

Tetapi saya tak mau bicara soal ketajaman duet Newcastle itu. Saya tertarik melihat, dua striker Newcastle yang berkewarganegaraan Senegal itu yang setiap mencetak gol selalu melakukan selebrasi dengan cara sujud, layaknya umat muslim sedang shalat. Keduanya selalu tak lupa untuk melakukan itu habis mencetak gol. Saya terharu melihat aksi kedua pemain itu. Kegembiraan saya semakin bertambah melihat respon pemain-pemain newcastle lain yang hampir dipastikan kebanyakan adalah non-muslim.

Pemain Newcastle lainnya selalu memberikan waktu pada kedua pemain itu untuk sujud terlebih dahulu setelah mencetak gol. Semuanya menunggu, Demba Ba atau Cisse selesai dari sujudnya baru memeluknya. Bukan hanya sampai situ, Pelatih Newcastle Alan Pardew ternyata sadar punya pemain-pemain muslim yang taat. Pardew pun berencana untuk menyediakan mushala di stadion Sports Direct Arena. Wow, ini berita bagus dan mencerahkan.

Melihat pemandangan Newcastle ini, saya juga teringat bagaimana pemain timnas Ferdinand Sinaga yang selalu berdoa juga setelah mencetak gol. Saya masih ingat ketika Ferdinand mencetak gol ketiga ke gawang Thailand, saat SEA Games lalu di stadion Gelora Bung Karno pada November tahun lalu. Ferdinand seorang katholik melakukan selebrasi gol dengan berlutut, membuat tanda salib dan berdoa. Teman-teman timnas lainnya yang kebanyakan muslim juga dengan sabar menunggu Ferdinand selesai berdoa selesai dan memeluk Ferdinand. Pemandangan ini lebih menggembirakan daripada hasil skor 3-1 untuk Indonesia dan lolos Semifinal SEA Games.

Itu hanya sebagian contoh saja dari sikap pemain sepaklbola. Ya, Pertandingan sepakbola memang bukan urusan menang atau kalah melulu. Banyak hal yang bisa kita pelajari dari permainan di lapangan hijau ini. Salah satunya adalah sepakbola mengajarkan soal menghargai keberagaman atau pluralitas. Belakangan kondisi Indonesia masih belum bisa lepas peristiwa intoleran terutama masalah keyakinan (agama). Menyelesaikan perbedaan keyakinan masih dengan cara-cara kekerasan . Nah, ada baiknya sikap pemain sepakbola ini bisa mengajari soal menghargai perbedaan diantara anak manusia di dunia ini. Salam sepakbola untuk perubahan




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline