Setelah memiliki 46 game di platformnya, Netflix baru-baru ini kembali meluncurkan dua game mobile lagi yang akan bersaing dengan game lainnya. Game ini diberi nama Kentucky Route Zero, sebuah game yang dikembangkan oleh Cardboard Computer dan penerbit Annapurna Interactive.
Dan game lainnya adalah Twelve Minutes yang dikembangkan oleh 24 Bit Games dan diterbitkan oleh Annapurna Interactive juga. Game ini berlatar belakang strategi, dimana pemain harus bisa mencari jalan keluar namun harus berpacu pada putaran waktu.
Selain itu, Netflix juga memamerkan sejumlah game lainnya yang akan segera rilis dalam waktu dekat. Salah satunya adalah game berjudul "Viking: Valhalla."
Menurut bocornya, para pemain harus melakukan petualangan untuk menjadi pemimpin klan Viking, para pemain juga diharuskan membangun pemukiman dan memperluas wilayah mereka untuk meningkatkan kekuatannya.
Semakin kuat pertahanan dan perkampungan yang dibangun pemain, maka mereka semakin kuat dan diakui dunia. Netflix juga mengungkapkan, rencana untuk meluncurkan game ini diharapkan pada kuartal pertama tahun 2023.
Netflix juga membuat kejutan dengan merilis game Teenage Mutant Ninja Turtles (TMNT): Shredder's Revenge. Menurut deskripsinya para pemain dapat berpetualang dengan Leonardo, Raphael, Donatello, Michelangelo, atau teman lainnya.
Game TMNT ini mengusung petualangan yang terinspirasi dari game TMNT tahun 80-an. Netflix juga mengatakan jika game ini mengalami banyak peningkatan dalam hal grafis dan mekanisme pertempuran dibandingkan seri sebelumnya.
Menurut laporan Netflix di bulan Agustus menunjukkan bahwa ada sekitar 1,7 juta pengguna telah memainkan game Netflix setiap hari. Inilah alasan Netflix ingin merilis game baru secara berkelanjutan untuk meningkatkan jumlah pemainnya setiap hari dan Netflix juga menegaskan jika platform mereka lambat laun mengarah ke industri game
Netflix telah mengonfirmasi bahwa masih masih terlalu dini untuk melakukan transformasi platform mereka dari penyedia film menjadi penyedia game smartphone.
Seperti yang diketahui, bila pembuatan game baru membutuhkan waktu selama bertahun-tahun. Belum lagi menyediakan pembaharuan setiap bulan guna meningkatkan kualitas dan mengurangi bug. Inilah yang membuat penyedia game berpikir panjang untuk meluncurkan game karena dominan pemain lebih menyukai free to play dibandingkan pay to play.