Lihat ke Halaman Asli

Qatar Dituduh Sewa Penonton Karbitan, agar Piala Dunia Terlihat Ramai

Diperbarui: 19 November 2022   20:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masyarakat berkerumun di tugu piala dunia Qatar untuk berswafoto dan refreshing | (foto: vnexpress.net)

Dilansir dari theguardian.com (19/11), Qatar diklaim menggunakan penggemar bayaran untuk meramaikan piala dunia 2022 secara langsung. Apakah benar dugaan Sepp Blatter jika piala dunia Qatar 2022 akan sepi penonton langsung?

Qatar dituduh membayar penggemar karbitan atau palsu untuk ikut menyemarakkan perhelatan Piala Dunia 2022. Alasannya, karena menurut statistik penduduk Qatar hanya sekian persen kecil saja yang menyukai sepak bola.

Disatu sisi banyak pecinta sepak bola dunia yang mengecam Qatar karena telah melakukan pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap pekerja asing dan banyaknya para pekerja yang meninggal tidak mendapatkan santunan yang layak.

Karena hal inilah yang membuat banyak penggemar sepak bola di dunia menyerukan boikot Qatar dari piala dunia, Qatar dinilai telah terlalu ambisi ambil alih tuan rumah padahal persiapan masih jauh dari standar FIFA. 

Sehingga terjadilah kerja paksa dan tidak mengenal waktu istirahat hanya untuk mengejar waktu pembangunan stadion dan infrastruktur lainnya.

Karena banyak cibiran dari dunia yang mengatakan baru kali ini piala dunia tidak membahana, Federasi Sepak Bola Qatar diklaim menyewa para penggemar dari beberapa negara agar meramaikan stadion untuk mendukung negaranya berlaga.

Bila yang menonton piala dunia secara langsung tidak ramai maka ini adalah aib besar yang akan di ingat dunia sampai kapanpun, yang dimana Qatar adalah tuan rumah Piala Dunia yang paling buruk dan sepi.

Hal ini menjadi pembicaraan hangat dunia setelah pernyataan mantan presiden FIFA Sepp Blatter yang mengatakan Qatar tidak cocok menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, karena penduduknya kurang antusias terhadap sepak bola disertai adanya pelanggaran HAM saat pembangunan stadion dan fasilitas lainnya.

Sepp Blatter juga menduga, ada permainan kotor antara eks. presiden UEFA Michel Platini dan eks. presiden Prancis Sarkozy yang sepakat memilih Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 tanpa melakukan inspeksi terlebih dahulu.

Meskipun saat itu Sepp Blatter adalah presiden FIFA tapi ia tidak bisa berbuat banyak karena penentuan tuan rumah piala dunia pengganti harus suara terbanyak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline