Lihat ke Halaman Asli

MU Tersingkir, Rangnick Kambing Hitamkan Wasit

Diperbarui: 16 Maret 2022   22:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Ralf Rangnick saat sedang bersemangat | (aset: bola.kompas.com)

Setelah Manchester United tersingkir secara tragis di Old Trafford dalam laga lanjutan leg kedua liga champions, kritik keras pun berdatangan kepada pelatih Ralf Rangnick hingga menjadi trending di Twitter.

Seperti biasa, setiap kekalahan MU tentunya ada drama klasik dari pelatih Ralf Rangnick. Biasanya Rangnick selalu menyalahkan para pemain dan kali ini Rangnick justru menyalahkan wasit yang dinilai merugikan MU.

Tipikal Rangnick bukanlah pelatih profesional meskipun namanya di dunia kepelatihan cukup besar karena berhasil mengubah RB Leipzig menjadi klub yang menakutkan, dan mengingat juga jika ia telah berhasil membesarkan dua pelatih luar biasa yaitu Thomas Tuchel dan Jurgen Klopp.

Ralf Rangnick menilai permainan mereka lebih baik dan wasit sepertinya terkesan mendukung Atletico Madrid, ada beberapa kasus yang harusnya pelanggaran namun dianggap tidak pelanggaran, begitu sebaliknya saat pemain MU dianggap melakukan pelanggaran namun sejatinya tidak.

Kami sebenarnya memiliki pertandingan yang lebih baik di di bandingkan tim asuhan Diego Simeone saat bermain di Old Trafford. Ocehan Rangnick pun langsung di bungkam salah satu pengamat sepak bola yang juga legenda MU.

Ia mengatakan jika Ralf Rangnick adalah pelatih yang memiliki mulut besar saat menang, jika saat kalah imbasnya kepada pemain. Dan kekalahan kali ini Rangnick memuji timnya dan menghujat wasit. 

Jika Rangnick menganggap wasit melakukan kesalahan fatal kenapa tidak meminta VAR (Video Assistent Referre)? Tidak semua pelanggaran kecil dan tidak merugikan harus dianggap pelanggaran.

Sepak bola adalah permainan keras namun menjunjung tinggi sportifitas dan senggolan-senggolan merupakan hal lumrah dalam pertandingan krusial, mengingat pertandingan ini adalah laga hidup mati kedua tim.

Sebenarnya Manchester United menerapkan permainan defensif dan hanya mengandalkan serangan dengan umpan panjang. Namun, saat Renan Lodi berhasil menghujam gawang De Gea pada menit ke-41, permainan Manchester United pun berubah menjadi menyerang total di babak kedua.

Karena ATM sudah cukup untuk mengamankan kemenangan agregat 2-1 pelatih Diego Simeone pun menerapkan formasi bertahan penuh, dan inilah sebabnya penguasaan bola MU berbeda jauh 61%-39%.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline