Pertandingan semifinal leg pertama antara Singapura melawan Indonesia ini cukup menegangkan, dimana kedua tim saling melakukan serangkaian dan saling berbagi poin.
Para pengamat bola mungkin banyak yang terkecoh dengan formasi yang dilakukan pelatih Shin Tae Yong, karena setelah melihat kualitas tim nasional Garuda mengalahkan Malaysia yang juga runner-up piala AFF 2018 pasti akan menerapkan formasi menyerang.
Dimana pelatih Singapura Tatsuma Yoshida juga mengakui kekuatan Indonesia di lini depan, sehingga Yoshida menerapkan formasi "parkir bus" atau formasi bertahan dan menyerang 5-3-2.
Diluar perkiraan, Shin Tae Yong juga ternyata menerapkan strategi parkir bus juga, atau formasi bertahan penuh 5-4-1 dengan mengandalkan serangan balik.
Harus diakui kedua juru parkir (pelatih) memang sama-sama sukses melakukan strategi parkir bus di babak pertama, meskipun Singapura pertama sekali kebobolan oleh pemain Indonesia melalui aksi cerdik Witan Sulaeman pada menit ke-28 yang mendapat umpan cantik dari Bahar.
Permainan pun berlangsung sangat sengit di babak pertama dan kedua tim sama-sama bermain apik, harus diakui taktik Shin Tae yong berjalan sukses di lini depan.
Karena Shin Tae yong sengaja membuat Irfan Jaya sebagai umpan agar ia dikunci habis oleh para pemain Singapura, agar Witan dan Arhan dapat bergerak secara leluasa di babak pertama dan kedua.
Pada babak pertama Indonesia memang unggul satu kosong, melihat Singapura hanya bermain bertahan kemudian pelatih Shin mencoba merotasi pemain dengan melakukan pergantian pemain dibabak kedua.
Rido digantikan Elkan Baggott, Setiawan digantikan Ezra dan Irianto digantikan Evan Dimas.
Pergantian ini ternyata kurang efektif, dimana Indonesia justru kena boombardir saat melakukan pergantian pemain. Pergantian paling gagal adalah Ezra yang menggantikan Setiawan, dan Shin juga terlambat menyadari jika Ezra tidak memiliki kontribusi yang maksimal.