Lihat ke Halaman Asli

Universitas Negeri Bukan Jaminan Sukses, Jangan Frustasi Jika Gagal SNMPTN, Swasta Juga Bagus

Diperbarui: 26 Maret 2021   05:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar ilustrasi lulus wisuda (foto: pexels.com/pixabay)

Dear adik pelajar yang saya cintai dimanapun kalian berada, terutama adik-adik yang mengikuti kompetisi Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2021. 

Saya dapat memahami perasaan adik semuanya, dimana kalian sangat ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri dan juga ingin membuat orang tua kalian bahagia jika kalian berhasil lolos SNMPTN ke kampus impianmu.

Saya juga merasakan apa yang kalian rasakan, ketika saya lulus dari bangku Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) swasta di Kabupaten Batubara pada tahun  2007, kebetulan jurusan saya Teknik Elektro. Setelah berhasil lulus dari sekolah saya sangat bahagia dan orang tua saya juga sangat bahagia ketika menerima surat kelulusan. 

Pada masa itu, pengumuman kelulusan semua siswa kelas 3 diliburkan tidak boleh masuk sekolah meskipun pakaian bebas dan hanya orang tua atau wali saja yang diperbolehkan masuk sekolah. 

Jadi, sebelum surat lulus atau tidaknya diberikan kepada para orangtua atau wali murid. Guru wali kelas akan memberikan pencerahan tentang masa depan si anak, dan sebagian ada yang disampaikan nasehat secara empat mata kepada orangtuanya guna menjaga privasi si anak, dan ini khusus bagi anaknya yang bermasalah. 

Setelah itu guru akan memanggil nama murid, dan orangtua si anak yang mengambil surat tersebut, surat tanda lulus atau tidaknya dimasukkan dalam amplop yang tertutup lem. Lalu setelah surat dibagikan semua, kemudian guru menginstruksikan untuk membuka amplop tersebut. 

Setelah amplop dibuka dan membaca isi surat singkat tersebut, orangtua saya langsung tersenyum lebar membaca "Lamhot Situmorang dinyatakan LULUS", sayangnya jaman kami Handphone tidak secanggih sekarang jadi tidak bisa dokumentasikan surat lulus tersebut. 

Harapan orangtua saya itu adalah saya bisa masuk ke Universitas Negeri, namun hasil berkata lain saya pun gagal dari 3 jurusan yang saya ambil. Kala itu saya merasa depresi, sedih dan sampai-sampai ratusan nama yang ada dikoran saya cek berulang-ulang tetap nama saya tidak ada , waktu itu pengumuman kelulusan dimuat di koran.

Saat itu juga, saya memutuskan untuk menggangur setahun untuk menunggu penerimaan ditahun berikutnya, dan lagi-lagi saya GAGAL perasaan gundah pun terus menghantuiku dan memutuskan untuk tidak melanjutkan kuliah lagi dan fokus cari kerja.

Melihat perjuangan saya yang gagal, orangtuaku pun menyarankan untuk kuliah di swasta, karena merasa gagal saya tolak tawaran tersebut dan memutuskan merantau.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline