Lihat ke Halaman Asli

Duduk Sini Nduk, Bapak Mau Bercerita

Diperbarui: 24 Juni 2015   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Nduk, duduklah di sini, bapak mau  bercerita.”

Pagi tadi  hujan turun sangat lebat. Hingga siang ini, awan hitam masih bergelanyut  menghalangi sinar matahari.  Genangan air memenuhi halaman rumah kita. Burung burung pun enggan berkicau karena kedinginan.

Curah hujan di musim kemarau basah ini mungkin  lebih tepat disebut badai.

Beberapa atap rumah tetangga kita yang semi permanen beterbangan. Kasihan mereka, yang tinggal di gubug reot tepat di bantaran kali ciliwung. Kita yang tinggal dirumah permanen saja merasakan dingin yang sangat, apalagi mereka. Ketahuilah nduk, bahwa  beberapa kawanmu  tinggal disana.

Nduk, kita harus bersyukur atas segala nikmat yang Tuhan berikan. Kelak jika kamu sudah besar, jadilah orang yang mudah bersyukur.

Nduk, kita sekarang duduk di kursi kayu, berdua, bersebelahan. Sambil menikmati hangatnya susu kambing yang diseduh ibumu. Bersama aromanya,  kita  melihat penderitaan mereka.

Ironi ya nduk….

@lambangsarib

www.lambangsarib.wordpress.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline