Lihat ke Halaman Asli

Teori empati dari Martij Hoffman

Diperbarui: 20 Januari 2025   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori empati yang dikembangkan oleh Martin Hoffman menjelaskan bagaimana empati berkembang sepanjang kehidupan seseorang, terutama melalui proses emosional dan kognitif. Hoffman berpendapat bahwa empati adalah kemampuan untuk memahami dan merasakan emosi orang lain, yang berkembang secara bertahap dari masa kanak-kanak hingga dewasa melalui interaksi sosial dan pengalaman.

Konsep Utama Teori Empati Hoffman

Hoffman memandang empati sebagai kemampuan bawaan yang dipengaruhi oleh perkembangan kognitif dan pengalaman sosial. Ia membagi perkembangan empati ke dalam tahapan-tahapan yang berbeda, serta menjelaskan mekanisme yang mendasari empati.

Tahapan Perkembangan Empati Menurut Hoffman
1.Empati Global (Global Empathy) – Usia Bayi (0-1 Tahun):
Pada tahap ini, bayi merasakan kesedihan atau ketidaknyamanan ketika melihat orang lain menderita, tetapi mereka belum mampu membedakan antara emosi mereka sendiri dan emosi orang lain.
•Contoh: Bayi menangis ketika mendengar bayi lain menangis.
2.Empati Egosentris (Egocentric Empathy) – Usia Balita (1-2 Tahun):
Anak mulai menyadari bahwa emosi orang lain berbeda dari emosinya sendiri, tetapi mereka masih memandang emosi orang lain dari sudut pandang pribadi.
•Contoh: Anak memberikan boneka favoritnya kepada teman yang sedang sedih karena mengira itu juga akan menghiburnya.
3.Empati untuk Perasaan Orang Lain (Empathy for Another’s Feelings) – Usia Anak (2-10 Tahun):
Anak mulai memahami bahwa orang lain memiliki perasaan yang unik, dan mereka dapat merespons secara lebih tepat terhadap kebutuhan emosional orang lain.
•Contoh: Anak menawarkan pelukan kepada teman yang sedang sedih.
4.Empati Berbasis Perspektif (Empathy for Another’s Life Condition) – Remaja dan Dewasa:
Individu mampu memahami kondisi hidup dan pengalaman jangka panjang orang lain, sehingga empati menjadi lebih kompleks dan terarah pada konteks sosial.
•Contoh: Remaja atau dewasa menunjukkan kepedulian terhadap kelompok masyarakat yang kurang beruntung.

Mekanisme Empati Menurut Hoffman

Hoffman mengidentifikasi empat mekanisme utama yang mendukung perkembangan empati:
1.Kontaminasi Emosional (Emotional Contagion):
Reaksi emosional otomatis terhadap emosi orang lain, misalnya merasa sedih ketika melihat seseorang menangis.
2.Kondisi Asosiasi Langsung (Direct Association):
Menghubungkan situasi orang lain dengan pengalaman serupa yang pernah dialami, sehingga mampu merasakan apa yang dirasakan orang lain.
3.Pengambilan Perspektif (Perspective-Taking):
Kemampuan untuk memahami sudut pandang orang lain secara kognitif dan emosional.
4.Empati Mediated oleh Kognisi:
Empati yang melibatkan pemikiran mendalam tentang situasi sosial, norma, atau keadilan, sehingga individu merasa terdorong untuk membantu.

Faktor yang Mempengaruhi Empati
1.Pengalaman Sosial: Interaksi dengan keluarga, teman, dan masyarakat membantu memperluas kemampuan empati.
2.Budaya: Norma budaya dapat memengaruhi cara empati diekspresikan dan diterapkan.
3.Perkembangan Moral: Hoffman menghubungkan empati dengan perkembangan moral, karena empati mendorong perilaku altruistik dan keadilan sosial.

Aplikasi Teori Hoffman
1.Dalam Pendidikan:
Teori Hoffman digunakan untuk mengajarkan nilai-nilai moral dan empati kepada anak-anak melalui cerita, role-playing, dan diskusi tentang emosi orang lain.
2.Dalam Psikologi:
Terapi berbasis empati membantu individu memahami perasaan orang lain, memperbaiki hubungan interpersonal, dan mengatasi konflik.
3.Dalam Pengembangan Sosial:
Empati menjadi dasar untuk mempromosikan solidaritas, pengurangan diskriminasi, dan keterlibatan dalam kegiatan sosial.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline