Lihat ke Halaman Asli

Sebuah Puisi: Pemimpin

Diperbarui: 19 Maret 2022   12:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Sebuah Puisi: Pemimpin

Karya: Lalu Nurul Anwar

"Tidak layak disebut pemimpin seseorang yang mengabaikan aspirasi apalagi jeritan rakyatnya.

Pemimpin itu laksana mentari di siang hari

laksana pijar di malam hari

tiada henti menyinari, mengisnpirasi dan mengayomi apa-apa yang ada di bawahnya.

Tak layak disebut sebagai pemimpin!

seseorang yang setelah berhasil merayu hati untuk mempercayainya

setelah duduk lantas hanya gandrung memikirkan perut, kursi dan elektabilitasnya

Sungguh itu bukan seorang pemimpin!"

Jakarta, 11:22, 19 Maret 2022

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline