"Panas getir perjuangan bangsa mencari penyangga kehidupan..
Engkau malah bercanda bermain petak umpet!
Setiap wajan mencari dirimu hingga kebingungan..
Hargamu ditinggikan padahal kantong kami sedang mampet..
Aku tidak menyalahkanmu!
Tapi kenapa tidak ada hati dermawan di tengah-tengah ekonomi umat yang sedang lara?
Kenapa kemanusiaan seolah hilang padahal disembunyikan di bilik nafsu..
Sampai-sampai engaku dijadikan udang di balik derita bangsa..
Minyak!..
Andai engkau dapat berbicara..
Sudilah kiranya engkau meneriaki telinga para pemain pasar yang bikin muak..