Lihat ke Halaman Asli

Lunna

Diperbarui: 26 November 2015   12:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

 

 

 

 

 

"Lunnaaaa.."

Suara Rea membuyarkan segalanya. Mataku mendelik ke arahnya tanda protes. Secangkir kopi ia sorongkan ke arahku dan aku terima dengan muka masam.

"Why?"
"Kenapa?"

"Teriakanmu membuatnya pergi..." Jawabku malas-malasan.

"Siapa? Hantu? Hihihi..."
Rea ngikik. Lalu menepuk pundaku.
"Nanti juga muncul lagi"
Rea meninggalkanku dan menghilang di balik pintu kamar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline