"Lunnaaaa.."
Suara Rea membuyarkan segalanya. Mataku mendelik ke arahnya tanda protes. Secangkir kopi ia sorongkan ke arahku dan aku terima dengan muka masam.
"Why?"
"Kenapa?"
"Teriakanmu membuatnya pergi..." Jawabku malas-malasan.
"Siapa? Hantu? Hihihi..."
Rea ngikik. Lalu menepuk pundaku.
"Nanti juga muncul lagi"
Rea meninggalkanku dan menghilang di balik pintu kamar.