Lihat ke Halaman Asli

Lalu IzzulIslam

MAHASISWA UIN MATARAM

Penguatan Pendidikan Karakter Generasi Emas 2045

Diperbarui: 17 Oktober 2022   23:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan manusia, karena dengan pendidikan kehidupan bangsa dapat terdidik, dapat membentuk bangsa yang bermartabat, dan dapat menghasilkan generasi yang unggul. Pendidikan juga diartikan sebagai upaya memanusiakan, dimana pendidikan mempunyai arti essensial, yaitu pendidikan adalah tempat untuk menemukan potensi diri dengan menyesuaikan dengan bakat dan minat masing-masing anak dan kebutuhan setiap anak untuk menjadi lebih manusiawi. Pendidikan tidak hanya menitikberatkan pada ilmu pengetahuan, tetapi berdasarkan pada pengembangan diri, sikap dan perilaku yang baik agar mampu menjalankan kehidupan dengan kecerdasan dan karakter yang diperoleh dari pengalaman belajar.

Pendidikan karakter merupakan salah satu issue penting dalam dunia pendidikan di Indonesia sejak dasa warsa terakhir. Tahun 2010 pendidikan karakter telah menjadi gerakan nasional, dan satuan pendidikan menjadi wahana penting dan strategis bagi proses pembentukan karakter bangsa karena memiliki system, infrastruktur, dan dukungan ekosistem pendidikan yang tersebar di seluruh Indonesia (Effendi, 2016).

Karakter adalah nilai-nilai yang melandasi perilaku manusia berdasarkan norma agama, kebudayaan, hukum/konstitusi, adat istiadat, dan estetika. Pendidikan karakter adalah upaya yang terencana untuk menjadikan peserta didik mengenal, peduli dan menginternalisasi nilai-nilai sehingga peserta didik berperilaku sebagai insan kamil. Secara lebih lengkap Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai perilaku (karakter) kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai, baik terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil (Suyanto, 2014).

Generasi Emas 2045 adalah satu abad setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Tahun 2045 sering digambarkan sebagai masa dimana bangsa Indonesia memperoleh bonus demografi, karena struktur demografis Indonesia pada tahun 2045 didominasi oleh anak-anak muda yang potensial dan memajukan negara. Mereka lahir pada tahun 2000-2010 dan pada tahun 2045 akan berusia antara 35-45 tahun, yang menurut teori psikologi merupakan usia yang sangat produktif di pertengahan masa dewasa.

Orang-orang di Gen Z, jika dikelola dengan baik, mereka memiliki potensi luar biasa untuk memajukan bangsa dan negara. Jika tidak, maka akan sia-sia dan mengancam. Dalam hal ini, pemerintah tentunya dapat bertindak untuk membentuk karakter Gen Z menjadi lebih baik dan fokus.

Salah satunya adalah pendidikan karakter yang dikembangkan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, yang menekankan pada peran pendidikan nasional dalam mengembangkan kompetensi dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang baik, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.

Implementasi Pendidikan Karakter Menuju Generasi Emas 2045 Implementasi pendidikan karakter menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2016) digambarkan melalui proses pembudayaan dan pemberdayaan. Ada dua pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan intervensi dan pendekatan habituasi yang masin-masing terintegrasi melalui kegiatan ekstra kurikuler, pembelajaran dan manajemen sekolah. Gerakan pendidikan karakter dapat dilaksanakan dengan berbasis struktur kurikulum yang sudah ada dan mantap dimiliki oleh sekolah, yaitu pendidikan karakter berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat/komunitas (Albertus, 2015).

Berikut beberapa upaya penguatan karakter diantaranya:

  • Penguatan pendidikan karakter berbasis kelas
  • Mengintegrasikan proses pembelajaran di dalam kelas melalui isi kurikulum dalam rangka mata pelajaran, baik itu secaraa tematik maupun terintegrasi dalam mata pelajaran.
  • Memperkuat manajemen kelas, pilihan metodology dan evaluasi pengajaran.
  • Mengembangkan muatan lokal sesuai dengan kebutuhan daerah.
  • Penguatan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah
  • Menekankan pada pembiasaan nilai-nilai  utama dalam keseharian sekolah.
  • Menonjolkan keteladanan orang dewasa di lingkungan pendidikan.
  • Melibatkan seluruh ekosistem pendidikan di sekolah.
  • Mengembangkan dan memberi ruang yang luas pada segenap potensi siswa melalui kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler.
  • Memberdayakan manajemen dan tata kelola sekolah. f. Mempertimbangkan norma, peraturan, dan tradisi sekolah.
  • Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat
  • Memperkuat peranan Komite Sekolah dan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama pendidikan.
  • Melibatkan potensi lingkungan sebagai sumber pembelajaran seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni dan budaya, tokoh masyarakat, dunia usaha, dan dunia industri.
  • Mengimplementasi pendidikan karakter dengan berbagai program yang ada dalam lingkup akademisi, pegiat pendidikan, dan LSM.
  • Mensinkronkan program dan kegiatan melalui kerja sama dengan pemerintah daerah, kementerian dan lembaga pemerintahan, dan masyarakat pada umumnya.

Keberhasilan pendidikan karakter memungkinkan laju perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dapat dikendalikan dan dimanfaatkan untuk kepentingan kehidupan manusia. Pada tahun 2045, Generasi Z, protagonis pembangunan bangsa, akan benar-benar menjadi generasi emas pembangunan negara dan bangsa dengan efisiensi tinggi. Oleh karena itu, penguatan pendidikan karakter harus dilanjutkan, ditingkatkan, dievaluasi dan disempurnakan agar dapat melahirkan generasi emas yang kreatif, inovatif, produktif, mandiri, tangguh, dan bertanggung jawab. Peran satuan pendidikan khususnya pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum sekolah, kegiatan pendidikan dan budaya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline