Lihat ke Halaman Asli

Era Baru Penganut Dataisme

Diperbarui: 3 Oktober 2021   16:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: www.freepik.com

Dataisme mendeklarasikan dirinya bahwa alam semesta terdiri dari aliran data, setiap fenomema dan entitas ditentukan oleh kontribusi aliran data. 

Sejak Charles Darwin menerbitkan buku The Origin of Species, sains-sains kehidupan akhirnya memandang organisme sebagai algoritma biokimia. 

Sejak Alan Turing merumuskan ide tentang mesin turing, para ilmuan sudah tau bagaimana cara merancang atau merekayasa algoritma elektronik. 

Dataisme menyatukan keduanya bahwa hukum matematika dapat menjelaskan keduanya tanpa ada sekat yang begitu rumit. Manusia diharuskan menyaring data menjadi informasi, informasi menjadi pengetahuan, dan pengetahuan menjadi kebijaksanaan. 

Namun dataisme mayakini manusia tidak bisa lagi menangani data pada ukuran yang sangat besar, kemudaian para dataisme lebih mempercayai algoritma-algoritma elektronik untuk memerikasa data misalnya menggunakan algoritma-algoritma pada komputer canggih mereka seperti Ms. Exel, R studio bahkan masih banyak lagi yang tidak dapat penulis satu persatu sebutkan.

Menurut Yuval Noah Harari pada bukunya yang berjudul Homo Deus, dataisme berakar paling kuat pada sains komputer dan biologi. Namun yang paling penting diantara keduanya adalah biologi. 

Dataisme mengubah keterbatasan menjadi terobosan yaitu katalisme yang dapat mengguncang dunia. Boleh saja kalian tidak setuju bahwa organisme merupakan algoritma dan bahwa tomat, cabe, jerapah, sayur, kacang, manusia hanyalah metode-metode yang berbeda didalam pemrosesan data. 

Akan tetapi itulah dogma santifik yang terjadi hari ini, dan ini mengubah dunia kita menjadi sesuatu yang tak terbayangkan.

Ketika sebuah pabrik penghasil daging sapi memiliki permintaan yang sangat besar, para peternak awam akan kelabakan untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat disamping itu lahan untuk peternakan semakin hari semakin menyempit dikarenakan sudah dikonversi menjadi pemukiman. 

Jalan satu-satunya yang akan ditempuh oleh pabrik raksasa tersebut dengan menggandeng ahli-ahli bioteknologi untuk merekayasa genetik daging sapi dengan mempertimbangakan kandungan mineral, lemak, ribolvin, tiamin dan jaringan serat penyusun sapi lainnya yang tak lain adalah suatu data yang kompleks untuk dapat membuat daging dengan cepat tanpa harus beternak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline