Lihat ke Halaman Asli

Lala Prastiwi

Mahasiswa

Narkoba Penenang Para Remaja, Salah atau Salah?

Diperbarui: 24 Juni 2022   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Apa yang dibayangkan dan dipikirkan oleh orang-orang, terlebih para remaja yang mengonsumsi narkoba? Mengapa narkoba yang sudah jelas-jelas dilarang masih tetap dikonsumsi? Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tentu tidak asing dan sangat mungkin pernah kita pikir-pikirkan jawabannya, bukan?

Mengutip dari BNN, narkoba merupakan perpendekan dari Narkotika dan Obat-obatan yang diartikan sebagai suatu zat atau obat yang bersifat alamiah, sintetis, maupun semi-sintetis yang dapat menimbulkan efek penurunan kesadaran, halusinasi, meningkatkan daya rangsang, dan menyebabkan kecanduan.

Dari 644 jenis narkoba di dunia dan 74 jenis yang beredar di Indonesia, terpantau narkoba jenis ganja, kokain, shabu, dan heroin yang paling banyak beredar dan disalahgunakan oleh masyarakat Indonesia.

Remaja Sebagai Sasaran Para Pengedar Narkoba

Data dari BNN pada tahun 2019 memaparkan bahwa sebanyak 2,2 juta remaja di 13 provinsi di Indonesia menjadi penyalahguna narkoba dan nilai tersebut terus mengalami kenaikan hingga 24-28% pada tahun 2019 lalu. Tentu kita bertanya-tanya mengapa banyak sekali remaja-para generasi penerus bangsa yang terjerumus dalam belitan obat-obatan tersebut. Terangkum bahwa, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi remaja sebagai pelaku  penyalahgunaan narkoba, yaitu diantaranya dapat terjadi karena  faktor psikologis, remaja sebagai kelompok usia produktif dan rentan akan rasa stress, depresi, dan kecemasan yang berlebih karena mengalami transisi pergantian usia dari anak-anak menuju remaja, juga perasaan ingin mencoba hal-hal baru, gengsi kepada teman serta lingkungan sekitar juga dapat menjadikan alasan remaja 'mencicipi' obat-obatan terlarang. Faktor lingkungan, istilah 'ikut teman' sering menjadi tameng saat seseorang melakukan kesalahan, remaja yang sejatinya sedang  dalam proses pencarian jati diri dan masa-masa ingin mencoba hal-hal baru tentu tanpa dapat terhindari sering kali terbawa oleh arus dan terombang-ambing oleh  lingkungan bermain dan pergaulannya.

Narkoba Sebagai Pilihan Adalah Salah

Pada kasus orang-orang yang mengalami kecanduan narkoba dan menganggap serta merasa bahwa apa yang dilakukan tersebut membawa kebahagiaan dan memberikan kepuasan, apakah klaim tersebut dapat dibenarkan? Tentu saja tidak, dalam ilmu psikologi positif mengerucut pada konsep subjective well-being, menerangkan bahwa kebahagian itu bersifat subjektif dan diukur dari masing-masing individu, tetapi meskipun narkoba memberikan efek perasaan bahagia dan kepuasan bagi diri penggunanya, hal tersebut tidak dapat dibenarkan karena efek yang ditimbulkan bersifat fana dan hanya sementara. Kecanduan paten bersifat negatif dan merupakan sesuatu yang merugikan. Dipaparkan kembali bahwa dalam subjective well-being terdapat unsur yang dinamakan dengan forgiveness atau kebersyukuran, dalam kasus seseorang yang meminum obat-obatan terlarang tersebut, mereka mengonsumsi narkoba karena merasa tidak puas dan tidak bersyukur akan kehidupan yang mereka miliki. Lalu dalam suatu penelitian juga menyebutkan bahwa penyebab orang-orang merokok, meminun minuman dan obat-obatan terlarang itu disebabkan karena anxiety, orang yang terkena anxiety pasti ingin mencari ketenangan dan kesenangan demi menghilangkannya.

Bebas Narkoba Menyelamatkan Masa Depan Kita

Dapat kita ketahui bersama dalam Era Digitalisasi saat ini, apa-apa yang kita lakukan akan memiliki jejak digital. Adanya indikasi pernah memakai narkoba sedikit banyak merubah pandangan kita terhadap seseorang, terlebih dari sisi perusahaan atau lembaga yang akan kita isikan CV saat melamar pekerjaan pada waktunya nanti. Maka dari itu, kita, baik dari sisi remaja atau orang tua harus selalu mewawas diri-mewawas keluarga agar selalu dalam lingkup kehidupan yang bersifat positif.

Tulisan ini sebagai pengingat bahwa narkoba bukan pilihan, narkoba bukan obsi yang dapat dipilih seseorang terutama remaja yang sedang dalam proses mencari jati diri. Lebih baik memperbanyak dan mempersibuk diri dengan kegiatan yang positif dan produktif gengs, semangat ya generasi muda, masa depan Indonesia ada ditangan kita!




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline