Lihat ke Halaman Asli

Lala Multazam

Universitas Islam Nahdlatul Ulama

Ibu, Siapa Tuhanku?

Diperbarui: 15 Mei 2023   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

pardoperez.es

Halo ayah dan  bunda ....... Apa kabar si kecil sekarang?

Menyaksikan tumbuh kembangnya tentu menjadi hal yang membahagiakan bagi ayah dan bunda kan. Apalagi ketika si kecil sudah fasih dalam berbicara. Si kecil akan menanyakan berbagai hal yang baru saja dijumpainya. Apakah momen ini yang ayah dan bunda tunggu?  atau justru menjadi momen yang membuat ayah dan bunda keselek karena pertanyaan yang diajukan? Si kecil bertanya bukan berarti karena dia cerewet, melainkan dia adalah anak yang cerdas. Hal ini menandakan dia haus akan pengetahuan. Sebagian para psikolog menamakan masa ini sebagai "cinta peneliti" pertanyaan mereka akan memuncak ketika usianya menginjak 4 hingga 7 tahun. Mereka akan bertanya banyak hal, baik yang berhubungan dengan hal-hal yang faktual maupun yang fiktif.

 Nah, pernahkan ayah dan bunda mendapati pertanyaan yang sulit dijawab? merasa bingung bagaimana menjelaskannya, lalu melemparkan jawaban bahkan sampai mematikan jawabannya?. Sejatinya, pertanyaan yang mereka ajukan itu menunjukkan ekspresi dari rasa keingin tahuan mereka atas semua hal. Tidak dipungkiri mereka akan menanyakan tentang siapa tuhannya. Nah, berikut ulasan kisah tentang perjalanan nabi Ibrahim mencari tuhannya yang bisa dijadikan rujukan para ayah dan bunda untuk menjawab pertanyaan si kecil.

Kisah perjalanan Nabi Ibrahim mencari tuhannya dikisahkan dalam Al-quran Surah Al-An'am ayat 72-79.

" Nabi Ibrahim hidup pada zaman Raja Namrudz, seorang raja yang kafir dan dzolim. Pada masa itu banyak masyarakat yang menyembah berhala (patung) bahkan ayahnya sendiri adalah seorang pembuat berhala. Nabi Ibrahim yang cerdas bertanya-tanya tentang siapa tuhannya. Pada saat malam hari ia melihat kelangit dan melihat bintang yang bercahaya, ia berfikir bahwa bintang adalah tuhannya namun ternyata bintang menghilang. Selanjutnya nabi Ibrahim melihat bulan yang ukurannya lebih besar dari bintang. Ia mengira bulan adalah tuhannya, namun ketika pagi hari bulan juga menghilang. Di pagi hari ia melihat matahari yang bersinar terang dan ukurannya bahkan lebih besar dari bulan. Ia juga berfikir bahwa matahari adalah tuhannya, namun seperti sebelumnya matahari juga menghilang ketika menjelang malam. Dari apa yang ia lihat,  lantas membuat  ia berfikir tuhan tidak mungkin menghilang atau tenggelam. Apapun yang ia lihat pasti ada yang menciptakannya, hal itu yang membuat nabi Ibrahim yakin bahwa tuhannya adalah yang menciptakan seluruh alam semesta."

Yuk, ayah dan bunda mulai sekarang kita coba menjawab pertanyaan si kecil. Apabila mengalami kesulitan, coba berdiskusi dengan si kecil agar memberi waktu ayah dan bunda untuk mencari jawaban yang tepat. Semoga bermanfaat




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline