Lihat ke Halaman Asli

Karakter Pemuda Indonesia di Era Revolusi Industri 4.0

Diperbarui: 10 September 2020   13:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Keadaan menuntut untuk mengubah kebiasaan. Keadaan menuntut untuk beradaptasi pada perubahan. Begitulah keadaan yang menggambarkan kondisi sekarang, mengikuti alur perubahan dunia yang menuju era digitalisasi.

Dalam masa sekarang, pemanfaatan teknologi merupakan hal yang begitu penting. Tak bisa dipungkiri, bahwa di zaman sekarang sangat erat berkaitan dengan internet, tak terkecuali bagi seorang mahasiswa. Mulai dari pencarian informasi, bahas riset, dll. Hal itu kemudian menjadi semakin gencar, ketika dunia mengalami pandemi COVID-19.

Membahas Revolusi Industri 4.0, karakter dari perkembangan ini adalah digitalisasi. Sekarang, negara-negara di dunia sudah mulai serius dalam pengimplementasian hal ini, salah satunya Indonesia. Hal tersebut terbukti dari hasil riset McKinsey menunjukkan bahwa optimisme Indonesia dalam menerapkan industri 4.0 berada pada level 78%, atau di posisi kedua di tingkat ASEAN. Hal ini seharusnya bisa menjadi kesempatan besar bagi Indonesia untuk menciptakan Indonesia yang siap dengan Revolusi Industri 4.0.

Namun, hal tersebut hanya akan terlaksana ketika Indonesia juga memiliki SDM yang mumpuni. Karena faktanya, hal tersebut menjadi penghambat bagi Indonesia untuk menuju ke arah tersebut. Dilansir dari Liputan 6, menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan bahwa daya saing Indonesia menurun akibat SDM yang rendah. Kemudian, hal ini pun menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dan harus mencari solusi yang tepat dalam keberjalananya.

SDM bagaimana yang dimiliki Indonesia?Mochtar Lubis dalam buku Manusia Indonesia, menggambarkan sifat masyarakat Indonesia dalam 5 hal.

1. Hipokritis atau munafik

2. Enggan bertanggung jawab

3. Berjiwa feodal

Yang mana feodal ini berarti sifat yang lebih memprioritaskan dan mengagungkan jabatan daripada prestasi kerja.

4. Percaya takhayul

5. Artistik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline