Lihat ke Halaman Asli

Kepada Lampu Kamar

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepada lampu kamar ini kita berdua pernah berjanji sehidup semati

tanpa sedikit pun ragu, tanpa sedikit pun tahu apa “sehidup semati” itu

Kepada lampu kamar ini kita pernah merasa malu

malu karena kefanaan kita telah ditelanjangi kebodohan kita yang membuas dan membahana dalam bayang-bayang yang remang

Kepada lampu kamar yang redup ini kita sering merasa takut

takut semua rahasia gelap kita tercatat di dinding-dinding kamar ini

atau tercerai berai di lantai putih, atau menempel erat di langit-langit kamar

sehingga para nyamuk, tikus, dan cecak bisa membacanya dan menceritakannya kepada angin malam

kepada lampu kamar ini kita pernah saling diam

diam karena kita ternyata terjebak dalam ruang yang begitu sempit

sesempit lubang-lubang semut yang berserakan di halaman rumah tetangga

Kepada lampu kamar ini kita pernah sama-sama marah

marah karena dunia tidak pernah sungguh-sungguh mendengarkan jerit hati kita,

canda tawa kita, atau cerita tentang mimpi-mimpi yang tercerai berai

di bawah lampu kamar temaram ini kita pernah menitipkan pesan rahasia kepada seekor cecak: kabari orang-orang itu bahwa kami tinggalkan tubuh renta kami dalam senyap, dalam sunyi yang beku…

di bawah lampu kamar, cahaya hidup kami pun meredup....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline