Lihat ke Halaman Asli

Lakui Tours

Tour Guide / APGI (Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia)

Cahaya Dari Hutan Bayangan

Diperbarui: 24 Oktober 2024   00:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo by : pexels.com

Di sebuah desa kecil di pinggir hutan, hiduplah seorang penjelajah bernama Raka. Dia bukan penjelajah biasa; dia terobsesi dengan menemukan tempat-tempat yang tak pernah disentuh oleh manusia. Sejak kecil, Raka selalu bermimpi untuk menjelajahi dunia di luar peta-peta yang terlukis.

Suatu hari, Raka mendengar cerita tentang sebuah hutan yang disebut "Hutan Bayangan", tempat yang dikatakan hanya muncul di peta-peta kuno, dan sudah lama hilang dari ingatan dunia. Penduduk desa memperingatkannya tentang bahaya di hutan itu, namun bagi Raka, inilah tantangan yang dia tunggu-tunggu.

Dengan perbekalan seadanya, dia berangkat. Hari demi hari, dia menyusuri jalur-jalur yang penuh dengan pohon-pohon raksasa dan suara binatang buas yang tak pernah didengar sebelumnya. Di malam hari, Raka tidur di bawah langit yang penuh bintang, merasa semakin dekat dengan misteri hutan itu.

Pada hari keempat, Raka tiba di tepian sungai yang sangat lebar dan dalam. Sungai itu dipenuhi kabut tebal yang membuatnya mustahil untuk melihat ke seberang. Raka tahu ini adalah gerbang menuju Hutan Bayangan. Dengan hati-hati, dia membangun rakit dari kayu-kayu yang dia temukan di sekitar dan mulai menyeberang.

Namun di tengah sungai, rakitnya terseret arus kuat yang tidak terduga. Raka berjuang, namun kekuatan alam terlalu besar. Saat dia hampir kehilangan harapan, tiba-tiba sebuah sinar terang muncul dari dalam kabut. Itu bukan cahaya matahari, melainkan seperti cahaya dari dalam hutan, memandunya. Dengan susah payah, Raka mengikuti cahaya itu hingga akhirnya dia mencapai tepi sungai yang aman.

Di seberang sungai, dia menemukan Hutan Bayangan---bukan seperti yang dia bayangkan. Hutan itu penuh dengan pepohonan besar yang bercahaya di kegelapan, dan di tengah-tengahnya ada sebuah desa yang tampaknya terbuat dari batu-batu kristal yang berkilauan. Penduduknya---orang-orang yang berpakaian dengan jubah dari daun---menyambut Raka dengan ramah. Mereka mengatakan bahwa dia adalah penjelajah pertama yang mencapai tempat ini dalam ratusan tahun.

Raka ingin tinggal lebih lama, tetapi mereka memperingatkannya bahwa Hutan Bayangan hanya dapat dilihat sekali dalam hidup seseorang. Jika dia ingin kembali, dia tidak akan bisa menemukan jalan lagi. Dengan perasaan campur aduk, Raka memilih untuk pergi, membawa kenangan dan pengetahuan bahwa dunia ini masih menyimpan misteri yang tak terbayangkan.

Ketika dia kembali ke desanya, tak seorang pun percaya dengan cerita Raka tentang Hutan Bayangan. Namun, itu tidak penting baginya. Raka tahu bahwa dia telah melihat sesuatu yang luar biasa, dan itu cukup untuk memuaskan jiwa penjelajahnya. Namun, setiap malam dia menatap ke arah hutan, bertanya-tanya apakah suatu hari nanti, dia akan melihat cahaya misterius itu lagi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline