Tepatnya di Desa Tegal Besar Jember, dilihat dari segi pembangunannya disana sudah banyak sawah-sawah yang dialihkan menjadi pemukiman atau perumahan. Padahal pada tahun 2003 Desa tersebut masih banyak terdapat lahan persawahan dan pada tahun 2018 ini area tersebut sudah semakin menipis.
Sehingga memicu terjadinya ekosistem sawah menjadi tidak seimbang dan menyebabkan banyak hewan yang tinggal di habitat tersebut beralih mengganggu pemukiman warga, seperti halnya tikus, ular ,dan lain-lain.
Jika terus terjadi pembangunan seperti ini, kemungkinan besar Desa Tegal Besar ini beberapa tahun yang akan datang akan menjadi Desa padat penduduk karena dilihat dari segi pembangunannya yang sangat pesat yang terjadi akhir-akhir ini.
Dan jika ditinjau dari segi sosial masyarakatnya, telah banyak terjadi pendatang baru yang tinggal di DesaTegal Besar ini. Sehingga memicu interaksi antara penduduk asli dengan pendatang baru yang memunculakan suatu perpaduan tradisi dan gaya hidup baru.
Seperti halnya gaya hidup anak pada masa kini yang tidak lagi bermain keluar rumah melainkan sibuk dengan Dunia Sosial media yang memicu kurangnya interaksi sosial dengan lingkungan sekitar dan mengurung diri di sangkar rumahnya. Hal tersebut menyebabkan psikologis seorang anak cenderung sulit untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.
Jika dibandingkan dengan anak-anak tempo dulu, anak-anak tersebut bermain keluar rumah dan membangun suatu interaksi sosial bersama teman-temannya seperti bermain petak umpet, kelereng, dan lain-lain. Hal tersebut, sudah sangat jarang dilakukan oleh anak-anak pada masa kini. Hanya sebagian anak-anak saja yang tinggal di pelosok desa yang jauh dari keramaian.
Namun, hal tersebut sudah menyebar luas tidak hanya terjadi di Desa Tegal Besar saja melainkan banyak terjadi di berbagai penjuru Nusantara. Mengingat kemajuan teknologi yang sangat pesat dan tingkat kebutuhan manusia yang sangat tinggi.
