Lihat ke Halaman Asli

Laksmi Devi

Ilmu Komunikasi UAJY 2019

Semua Aman dengan "AMAN"

Diperbarui: 23 Maret 2021   22:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: cnnindonesia.com

Kehidupan sosial merupakan suatu hal yang tidak akan dapat ditebak oleh siapapun. Naik dan turun kondisi seorang individu akan berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya. Selain dipengaruhi oleh individu, hal lain juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial. Hal itu disebut dengan perubahan sosial.

Menurut John Lewis Gillin dan John Philip Gillin (dalam Djazifah, 2012, h. 5), mengatakan bahwa perubahan sosial merupakan suatu hal yang mempengaruhi macam-macam cara hidup yang akan diterima masyarakat, akibat adanya perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi, sampai adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat.

Perubahan sosial yang memiliki banyak cakupan yang terjadi dalam masyarakat perlu dianalisis dan dicermati lebih dalam lagi terhadap suatu masyarakat. Menganalisis dan mencermati hal itu dilakukan pada suatu masyarakat dengan cara membandingkan suatu kondisi masa lampau dan kondisi yang sekarang sedang terjadi. Terdapat salah satu cara menganalisis perubahan sosial yang ada, adalah dengan menggunakan Teori Konflik.

Teori Konlfik (Conflict Theory) mengungkapkan bahwa pada kehidupan sosial akan selalu akan konflik sosial pada struktur masyarakatnya. Pandangan dari teori ini adalah masyarakat yang akan terus-menerus berubah akan selalu berada pada ketegangan konflik karena setiap komponen masyarakat biasanya menunjang perubahan masyarakat sehingga kestabilan sosial pada masyarakat akan terganggu.

Salah satu contoh nyata perubahan sosial yang dapat dianalisis dengan teori konflik adalah masyarakat adat yang berjuang demi kehidupannya di tengah pandemic COVID-19 ini. Ramadhan (dalam asumsi.co) menceritakan bagaimana masyarakat adat berjuang mempertahankan segalanya agar tetap bertahan hidup di tengah pandemic COVID-19 tahun 2020.

Ramadhan yang melakukan wawancara dengan Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) mendapatkan banyak informasi bahwa terdapat beberapa komunitas masyarakat di bawah AMAN telah melakukan beberapa gerakan antisipasi guna bertahan hidup dalam siatuasi pandemic COVID-19 tahun 2020.

Sejumlah komunitas melakukan beberapa gerakan antisipasi diantaranya menggelar ritual tolak bala, melakukan penutupan akses keluar-masuk wilayah adat, mencadangkan hasil panen, menggelar ritual dalam Hukum Adat, hingga menjaga kelestarian lingkungan alam.

Saya dan beberapa rekan saya yang sudah menjadi anggota dari AMAN telah melakukan beberapa pertemuan secara daring yang membicarakan banyak hal mengenai jatuh bangun AMAN dalam membantu masyarakat adat memperjuangkan hidupnya di tengah pandemic COVID-19.

AMAN telah memikirkan banyak kemungkinan-kemungkinan buruk yang akan terjadi pada masyarakat adat, sehingga AMAN berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga masyarakat adat tetap aman dari COVID-19. Bulan demi bulan dilalui agar kebutuhan masyarakar adat serta solusi-solusi untuk mencegah kemungkinan terburuk akan terpenuhi dan tersampaikan dengan baik.

Setelah melalui banyak tantangan yang telah terjadi dari awal masuk COVID-19 ke Indonesia pada awal tahun 2020, akhirnya pada akhir tahun 2020 AMAN telah banyak membantu masyarakat adat yang ada di Indonesia dengan memberikan edukasi serta bantuan-bantuan material dan finansial demi mewujudkan kehidupan yang adil dan sejahtera bagi semua masyarakat adat di Indonesia, seperti pada visi AMAN.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline