Lihat ke Halaman Asli

Akhirnya Saya Memulai “Usaha”

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak faktor yang membuat saya benar-benar berubah pikiran. Awalnya saya paling tidak suka dunia wirausaha. Menurut saya, dunia wirausaha itu ribet , bayangan saya modalnya itu besar, ribet menjajakan barang dagangan, itung untung rugi sendiri, bener-bener kerja sendiri, belum lagi jika menggaet beberapa partner, ada yg curang, uangnya dibawa lari dan cerita buruk lainnya seputar dunia usaha versi yang sampai dikuping saya. Itu semua membuat mindset bahwa dunia wirausaha itu susah dan merepotkan. Saya lebih suka duduk diam dikantor, mengerjakan work order dari atasan, mengerjakan sebaik-baiknya, mendapat pujian dari bos, sesekali ditegur bos demi perbaikan. Terima gaji pasti tiap bulan beserta cuti. Bertemu teman-teman kantor. Itu lebih menyenangkan dibanding mikir pusing peluang usaha. Dan dengan mindset seperti ini saya terus hidup dari waktu ke waktu.

Dan sudah 6 bulan saya merantau di ibu kota Jakarta, meninggalkan kota kecil kelahiran saya di Malang, di Jakarta mindset sayapun berubah, disamping pekerjaan saya, lingkungan saya menuntut agar saya lebih ekonomis dari sebelumnya. Di masa kuliah saya benar-benar tidak pernah ada pikiran untuk membuka sebuah toko online seperti teman-teman saya di kampus. Banyak produk yang dipasarkan dan saya sama sekali ga tertarik. Di lingkungan kuliah, pinjam uang adalah hal yang biasa, dan saya adalah tipe orang dengan sungkan kalau mau nagih hutang meski saya sendiri butuh uang itu.dan iniii.., yang membuat saya susah dan malas sekali untuk berdagang, kalau masalah uang… saya kurang perhitungan.

Lama kelamaan, hidup dengan gaji sendiri ternyata membuat saya makin mata duitan. Orientasi saya uang dan uang, saya punya obsesi ini itu dengan uang saya sendiri, saya berusaha hemat dan mengatur keuangan dengan baik, dan semakin hari, keinginan saya makin banyak, traveling, shopping bahkan karaoke sesekali membuat saya gagal menabung lebih banyak dari biasanya. Disitu saya berpikir keras, bagaimana caranya saya tetap menabung lebih banyak,gizi tetap tercukupi dan pergaulan saya tetap bisa berjalan tanpa berat di ongkos. Tergerak hati saya untuk memulai toko online melalui akun instagram saya @bellfemes. Karena sudah jelas didakwahkan bahwa 9 dari 10 pintu rejeki itu dari perdagangan. Dan mau ga mau… saya memaksa diri saya untuk mencoba bisnis online. Sejak dibukanya akun bellfemes itu, saya mulai rajin membaca artikel tentang bisnis UKM, bisnis rumahan, social entrepreneur bahkan mencari kumpulan UKM untuk membaca tentang kisah sukses mereka, itung-itung itu tamparan positif untuk saya karna saya termasuk orang yang tidak suka berdagang.

Harapan saya, usaha sampingan ini dapat berkembang lebih besar, bekerja sama dengan keluarga, bisa dipercaya dan kecil kemungkinan lah jika keluarga bisa menjerumuskan keluarganya sendiri. Dengan target pasar anak sekolahan, baru awal tapi beberapa teman yang order membuat saya senang bukan main, anak sekolahan cenderung suka dengan barang murah tapi tetap bisa bergaya, Adek saya membawa contoh produk fashion ke sekolahnya dan alhamdulilah banyak yang beli. Saya mulai dengan ini, Mengurus beberapa transaksi di awal juga menurut saya menyenangkan. Semoga ini awal yang bagus, dan akan berkembang. Mariii… yang mau buka usaha sampingan bersama, saya sangat welcome untuk mencoba hal yang baru. Ini awal usaha saya, bagaimana dengan kalian ? ada masukan atau kritik ?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline