Lihat ke Halaman Asli

Syasya_mama

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Fenomena Doggeonoin, Benarkah Lansia di Korea Ingin Hidup Sendiri?

Diperbarui: 23 November 2019   23:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber foto: dhcsw.or.kr

Siapa sih yang ingin hidup sendiri di masa tuanya? Jelas gak ada yang mau kan ya? Pastinya hari tua dikelilingi oleh anak , menantu, cucu serta sanak saudara  lebih membahagiakan ketimbang hidup sendiri. Ya kan?

Saya jadi ingat diakhir hayatnya ibunda tercinta hidup dikelilingi keluarga. Bahkan ketika detik detik ajal menjemput ibunda tercinta, saya menyaksikanya. Ya saya berada tepat disampingnya dengan menuntunya mengucapkan lafat kalimat tauhid. 

Sungguh perpisahan orang yang kita cintai dan sayangi seperti itu pilu sekali 😢

Bagaimana jika meninggal sendiri dan tak ada seorangpun yang tahu? Duhh tragis dan pilu sekali.  Inilah yang kini banyak terjadi di Korea. Ya para lansia yang hidup sendiri meninggal tanpa diketahui siapapun.

Biasanya ketahuan setelah lebih dari satu minggu bahkan ada yang hingga berbulan bulan. Kok bisa sih? kemana anak anaknya? Kemana saudaranya? pastinya inilah pertanyaan yang bikin kita keheranan. 

Lebih miris lagi saya pernah lihat berita di TV ada ibu usia lanjut yang tinggal dilantai 1 apartemen dan anaknya tinggal dilantai tiga tetapi setelah 1 bulan baru tahu bahwa ibunya meninggal. Itu juga yang mengetahuinya adalah tetangganya yang mencium bau tidak sedap dari apartemenya. 

Dasar potret anak tak tau membalas budi orangtua. ibunya meninggal bisa bisanya gak tahu padahal tinggal juga berdekatan.

Beberapa tahun belakangan ini memang di Korea muncul fenomena Doggeonoin yaitu lansia hidup sendiri. Ketika anak anak sudah berkeluarga  maka orangtua pun hidup sendiri. Jika sudah memiliki rumah atau apartemen sendiri sih masih lebih ringan, bagaimana jika masih sewa?

Bergantung pada tunjangan pemerintah dan pensiun pastilah kurang jika tempat tinggal masih sewa. Tak jarang para lansiapun masih bekerja agar bisa bertahan disisa hidupnya. Bekerja dengan gaji yang jelas lebih murah dibandingkan dengan usia produktif.

Kerasnya hidup inilah yang tak kala akhirnya membuat lansia di Korea mengambil keputusan bunuh diri. Apalagi jika menderita suatu penyakit. Kebanyakan jalan pintas seperti ini banyak dipilih oleh lansia di korea. 

Inilah yang mendorong pemerintah mencari cara agar para lansia di Korea yang hidup seorang diri dan serba kekurangan bisa meringankan beban mereka agar dapat  bahagia diakhir hayatnya. Untuk itulah pemerintah membangun apartemen khusus lansia diberbagai kota di Korea untuk mengatasi fenomena ini.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline