Di Korea tepatnya di Sin Angun Jangsan Gaesbeol merupakan pulau pulau kecil dari kota Jeollanam do.
Di pulau ini penduduknya sebagian ada yang menjadi petani garam dan ada juga yang menjadi nelayan.
Kebanyakan yang menjadi nelayan merupakan penduduk dari desa hampyeong, yeong gwang, Sin Angun, Lan domyeon dan Mokpo dipulau Muan gu.
Kebetulan warganya bukanlah nelayan biasa, tapi kebanyakan nelayan penangkap nagji dan sebalnagji. Yup nagji adalah sejenis gurita besar sementara sebalnagji adalah jenis gurita berbadan kecil.
Khusus gurita berbadan kecil alias ramping banyak terdapat di pulau Muan -gu. Karena dipulau ini lumpurnya beda dari lumpur yang lain. Bisa dilihat dari warna lumpurnya yang berwarna kemerahan. Inilah yang disebut lumpur Muan gasebeol.
Tidak sembarangan orang bisa menangkap gurita ditempat tersebut, yang diperbolehkan adalah penduduk lokal saja. Kecuali ketika diadakan festival menangkap gurita oleh pemerintah daerah.
Cara menangkap gurita ditempat itu sangatlah unik, karena menangkapnya bukan di air laut yang banyak airnya tetapi di laut yang airnya surut dan lautnya jadi lautan lumpur. Untuk menangkap gurita yang dibutuhkan hanyalah skop kecil untuk mengalih lumpur serta keranjang untuk membawa gurita yang telah ditangkap.
Pulau pulau kecil yang terdapat di Jeollanam do tersebut ketika air telah surut dan yang tampak hanyalah hamparan lumpur yang luas. Maka ketika itulah waktu yang tepat berburu gurita didalam lumpur. Biasanya waktu air laut surut adalah diwaktu pagi hari selama 3 jam setelah itu air laut kembali mengenanginya.
Bagi nelayan di desa Sin Angun, Mokpo ataupun Hampyeong dibagian timur Jeollanamdo berburu gurita didalam lumpur tidaklah sesulit yang diperkirakan. Kebanyakan dari mereka mengandalkan insting dan memperhatikan kondisi lumpur. Bahkan jika telah ahli hanya dengan melihat kondisi lumpur saja tahu disitu ada guritannya atau tidak.
Jika terdapat lumpur yang terlihat ada lubang kecil maka biasanya ditempat itulah gurita bersembunyi. Sekali menangkap biasanya mereka memperoleh 70 ekor gurita jika sudah ahli bisa lebih dari itu.
Harga gurita beda beda tergantung besar dan kecilnya. Yang ukuran kecil bisa dihargai oleh nelayan 6.000 sampai 7.000 won ( 71 ribu - 83 ribu rupiah) Sementara ukuran yang besar bisa dihargai 15.000 won sampai 20.000 won ( 170 ribu - 230 ribu rupiah). Ini baru harga gurita dari nelayan lho belum dari pedagang dipasar lho.