Lihat ke Halaman Asli

Syasya_mama

TERVERIFIKASI

Wiraswasta

Beginilah Kerasnya Hidup di Kamboja

Diperbarui: 15 September 2016   18:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suasana di depan istana kerajaan kamboja. dokpri

Siapa sih yang gak kenal dengan negara Kamboja? Mungkin banyak dari orang Indonesia yang melakukan wisata keluar negri ke negara ini, selain ingin melihat langsung keajaiban dunia berupa candi yang bernama Angkor Wat ada juga yang penasaran seperti apa sih negara khmer merah itu?

Mungkin jika bukan karena suami sedang mencari sesuap nasi  di negri ini  sayapun tidak mempunyai kesempatan datang, maklum saja saya kan  cari tiket gratisan ^_^ Siapa yang mau kasih tiket gratisan kalau bukan karena jatah bertemu suami tercinta ^_^

Ini kali kesekian saya menginjakkan kaki di Kamboja tepatnya di Ibu kota Phnom Penh, yupp negara yang sebenarnya baru membangun karena dimana-mana terlihat pembangunan disegala bidang. Mulai pembangunan jalanan sampai gedung-gedungnya, Jalanan di sini lumayan lebar  hanya saja dipinggirnya masih tanah belum beraspal ataupun jarang yang ada trotoarnya. Jadilah kalau berjalan-jalan diluar disarankan memakai masker karena jalanan berdebu

bandara kamboja. dokpri

Pertama yang saya bisa perhatikan dari negri ini adalah ngintip suasana bandaranya,  yang ketika saya lihat kesan pertama adalah  biasa saja menurut saya.  Namun ada ornamen yang khas dari negara Kamboja terpampang di dalam bandara jadilah bandaranya terlihat lebih kelihatan keren. Jika tidak ada ornament tersebut mungkin kesan yang dilihat tak ada yang special. Bandara internasional Kamboja tersebut bernama bandara Phnom Penh atau bandara  Internasional Pochentong.

aneka hasil bumi di bandara phnom penh kamboja. dokpri

Ada satu lagi yang menarik perhatian saya di bandara yaitu terdapat gerobak yang berisi aneka hasil bumi berupa labu, pisang, kelapa muda, dan aneka sayuran lainnya dan sebuah meja tersusun beberapa makanan dan buah-buahan. Menurut orang Kamboja tempat itu adalah sebuah tempat meletakkan  sesajen. Hemm ternyata kepercaya orang Kamboja pun diperlihatkan di bandara yang notabane banyak orang asing yang dapat melihatnya. Good job deh buat Kamboja, jadi kelihatan unik.

Melangkah keluar dari bandara saya perhatikan suasana kehidupan masyarakat Kamboja yang sungguh bersahaja, penuh kesederhanaan dan tak jarangpun saya boleh merasa iba. Banyak anak-anak kecil yang menjajakkan daganganya, entah itu jualan minuman ataupun makanan dan banyak juga yang berjualan  cedramata. Melihat becak yang unik karena hanya muat satu orang kalau mau dipaksain 2 orang yang satu anak-anak. Orang Kamboja terlihat banyak yang langsing daripada yang gembrot. Entah kenapa atau karena orang di Kamboja lebih banyak mengkonsumsi  banyak buah dan sayur jadilah mereka terlihat banyak yang langsing dimata saya. 

Kamboja tepatnya di ibu kota Phnom Penh tidak lebih bersih dari Indonesia dan tidak juga lebih kotor dari Indonesia budaya membuang sampah pada tempatnay belum membudaya seperti halnya orang Indonesia. Mencari tempat sampah jelas sama sulitnya melihat orang yang mengamankan sampah bekas ia pakai. Sepedah ontel masih banyak kita lihat namun orang yang memakai motor juga sama banyaknya. Sulit menemukan taksi tidak seperti di Vietnam, Kamboja alat transportasi yang banyak di minati adalah tuk tuk. Tentang tuk tuk banyak di ulas di mbah google ^_^. Saran saja hati-hati jika naik tuk tuk sebaiknya bertanya dulu harganya baru naik karena jika naik dulu baru bertanya harganya jangan salahkan jika ketemu tukang tuk tuk yang usil karena bisa saja nanti tercengak biaya yang harus dibayarkan.

uang dollar dan riel kamboja. dokpri

Negri ini memberlakukan dua mata uang yang satu mata uang Riel asli mata uang Kamboja dan yangs atunya dollar. Nah hanya di negri ini yang nerima uang dollar kumel namun nilai tukarnya sama. Kita bisa belanja pakai dollar dan bisa kembaliannya pakai uang Riel begitu juga sebaliknya. Orang kamboja gak akan bingung saya sendiri yang heran kenapa bisa mereka memakai 2 mata uang namun tidak membuatnya kesulitan.

suasana pasar malam. dokpri

Satu hal yang membuat hati saya sakit dan  gak tega, saat menjelang malam suami mengajak kami melihat suasana pasar malam di ibu kota Kamboja. Dengan hanya berjalan kaki kebetulan rumah tempatnay tinggal tak jauh dari suasana malam tersebut. Menyusuri pasar malam yang bernama Night Market di daerah Preah Mohaksat Treiyani Kossamak, Phnom Penh. Yang memang ramai sekali oleh pengunjung baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Pasar malam yang tampak mencerminkan sebuah kehidupan yang keras di ibu kota Kamboja ini. Banyak sekali yang berjualan, melihat suasana malam yang gemerlap oleh lampu  ditambah lagi jika jalan bergandengan dengan suami tercinta wkwk yang lain pasti bakalan ngelirik dan bilang hemm pasangan yang serasi hahahah.

Begitu banyak makanan yang dijual di pasar malam sulit sekali menemukan makanan halal satu-satunya yang bisa kami nikmati adalah makanan dari negri india arab yang memang ada satu kedai di pasar malam tersebut. Makannya boleh lesehan diluar dengan beratapkan langit dan bintang, boleh juga duduk di kursi yang telah disediakan. Setelah pesan beberapa menu yang terlihat cocok dimata, kamipun menikmati makanan tersebut. Sayangnya saya tetap lebih merindukan tempe goreng dan sambal terasi daripada harus makan ala india  arab ini.

di tempat ini bisa lihat anak anak makan sisa para pengunjung. dokpri

Lagi asik makan saya perhatikan suasana makan orang-orang yang makan sambil lesehan. Ada yang sudah baru datang dan ada yang sudah selesai. Nah saat melihat yang sudah selesai dan mereka meninggalkan makananya tiba-tiba beberapa anak yang gak tahu datang dari mana tiba-tiba menyerbu makanan sisa. Merekapun langsung meraup, memasukkan kedalam mulut dan menyantap makanan tersebut.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline