[caption caption="sekolah didesa ujungalang, dokpri"][/caption]
Gantunglah cita-citamu setinggi langit, ini kata petuah yang sering saya dengar waktu jaman kecil dulu. Dulu kalau ditanya apa cita-cintanya Re? saya pasti jawab pingin jadi pengacara, biar bisa masukin penjara orang yang maling motor bapak. Lama-lama seiring berjalanya waktu kalau ditanya lagi pingin jadi arsitek seperti bapak biar bisa bangun masjid. Ehhh ditanya lagi berubah lagi "pinging jadi dokter" biar bisa tolong orang yang sakit. Seingat saya setiap kali ditanya saya pasti kasih alasanya, seringnya yang tanya itu ya orang dewasa disekitar saya ketimbang anak-anak seusia saya ^_^
Mungkin dari anda pun pernah mengalami hal yang sama seperti saya juga jika ditanya apa cita-citanya pasti dijawab beserta alasanya. Tapi pernahkah cita-cita dan impian anda dimasa kecil ditulis disebuah pohon impian. Hem pasti jawabanya banyak yang enggak kan ya? Sama seperti saya ^_^ Lagian emang jaman tahun 80 an sudah ada gitu pohon impian?
Berbeda sengan anak-anak di desa ujung alang sebuah desa terpencil dari kampung laut di daerah Cilacap ternyata anak-anak tersebut menggantungkan cita-citanya disebuah pohon impian. Cerita tentang petualangan saya di desa terpencil kampung laut segara anakan Cilacap bisa dibaca DISINI
Saat berada didesa ujung alang saya berkesempatan melongo sebuah SD dan Paud satu-satunya didesa tersebut. Sekolahan yang cukup sederhana karena 2 kelas dalam satu ruangan. Untuk anak SD kelas satu dan kelas dua dalam ruangan yang sama. Wisss gimana cara belajarnya ya? secara pelajarannya beda. Apa bisa konsentrasi ya mereka. Tapi kata gurunya bisa. Wah mungkin bener bisa, tapi mungkin juga karena terpaksa.
Ada yang menarik dalam ruangan kelas anak SD kelas satu dan dua. Saya melihat sebuah pohon impian di dinding kelas. Ada perasaan terharu saat membacanya, anak dari desa terpencilpun punya cita-cita setinggi langit. Bukan cuma anak kota aja yang punya impian lo, anak desapun punya. Mereka ada yang bercita-cita menjadi seorang guru, dokter, polisi, tentara bahkan ada yang ingin menjadi astronot dan penyanyi. Sungguh terharu saya melihatnya tak terasa mata inipun melebesmili. "Moga cita-citamu tercapai nak, agar bisa mengharumkan negri kita tercinta ini"
[caption caption="pohon impian anak desa ujungalang, dokpri"]
[/caption]
Asli saya gak tahan pingin nangis, jadi ingat cita-cita saya dulu yang masih nyangkut diawang-awang. Walaupun sempat menyelesaikan bangku kuliah di fakultas MIPA jurusan ilmu kimia pada akhirnya jadi bu RT juga. Sempat juga kerja dilaboratorium dan pernah juga jadi guru SMA tapi ujung-ujungnya profesi yang paling pas buat saya ya ibu rumah tangga.
Mengingat suami lebih senang saya berada dirumah setiap saat dan siap sedia jika dibutuhkan anak-anak dan suami jadilah dengan senang hati juga saya rela melakukanya. Sepertinya ini cita-cita saya yang paling mulia ^_^ ketimbang saya mengejar impian yang tak pasti jadilah yang ada ditekuni saja. Walaupun setelah anak-anak cukup besar suami mengijinkan saya untuk kuliah lagi. Weee dah gak kepikiran belajar lagi pap. Toh jadi bu RT juga bisa mengharumkan negri dengan melahirkan anak-anak yang memiliki ahlak yang baik dan bisa berprestasi. Hehe jadi ngelantur nih nulisnya? gara-gara melow gak tercapai cita-cita mau jadi pengacara. Lanjut!
Mau tau gimana sih bentuknya pohon impian tersebut? pohon impian tersebut terbuat dari kertas yang digambar sebatang pohon yang memiliki cabang-cabang. Disetiap cabang ditempel dahan pohon yang dituliskan nama dan cita-cita mereka. Pohon yang jarang dahannya karena dalam satu kelas hanya 8 dan 9 anak jadilah hanya sejumlah itu cita-cita yang dapat dituliskan di pohon impian mereka.
Namanya sebuah pohon untuk menghasilkan buah yang berkualitas baik maka harus diberi pupuk. Caranya dimulai dari rumah, sekolah dan lingkungan. Memberikan pupuk dari hal-hal yang kecil dulu seperti tak membuang sampah pada tempatnya, tak mengejek teman, menghormati yang lebih tua, saling menyayangi dan sebagainya. Karena dari hal yang kecil dipupuk sejak kecil maka sampai besar itu sudah menjadi prilakunya. Hemm mau kan punya anak-anak yang berprilaku baik?