Tulisan seputar Jesica, Mirna, Kopi Vietnam sampai Pilgub DKI sedang mewarnai Kompasiana dari yang sekedar opini sampai berita yang aktual bejibun banyaknya. Enak memang bacanya apalagi tulisan yang dikemas secara ringan dan renyah seperti keripik singkong heheh tapi lama-lama kepala leyeng juga ya? Saya yang emang tak pandai menulis opini apalagi yang berbau politik weess lewat aja deh itu mah. Cuma bisa mendoakan semoga kasus Mirna bisa diselesaikan dengan baik-baik dan pelaku sebenarnyapun bisa segera terungkap. Untuk Pilgub DKI moga yang terpilih benar-benar orang yang mampu membawa DKI lebih baik lagi mau itu Ahok kek, kang Emil kek, Desy kek pokoknya siapa aja asal Jakarta bisa lebih, ok no problem.
Oke deh cuap cuap saya selesai, sekedar membuat pikiran rileks sedikit saya mau ajak pembaca melihat-lihat gambaran dan lukisan putri sulung dan si kecil saya. Hampir rata-rata anak suka menggambar dan mewarnai tapi ada juga yang emang gak punya minat sama sekali. Timbul pertanyaan gimana sih caranya menumbuhkan minat anak untuk mau menggambar dan mewarnai? Saat belum punya anak saya suka sekali lihat anak yang ditemani ibunya mewarnai duh rasanya pingin banget. Kedekatan anak dan ibu benar-benar terwujud saat melihat peristiwa itu. Momen indah!
Saat si kecil sudah bisa pegang sesuatu rasanya pingin sekali memberi crayon ataupun pewarna untuknya. Tapi bener takut jangan-jangan crayon ataupun pewarnanya dimakan deh, wee bisa bahaya dong jadinya. Secara anak usia segitu maunya memasukkan apa-apa kedalam mulutnya. Jadilah saat si sulung minta dibeliin buku mewarnai dan crayon saya suka mikir-mikir, walaupun pada akhirnya saya belikan juga. Dengan pengawasan dari saya barulah si sulung boleh mewarnai pakai crayon, tapi karena ia pinginnya cepet kalau mewarnai jadilah belum selesai gambar yang ini sudah mau mewarnai gambar lain.
Lama-lama boros juga kalau saya mesti beli buku mewarnai terus-terusan padahal mewarnainya juga tidak mau diselesaikan. Hiksss hingga akhirnya si sulung masuk sekolah di usianya 3 tahun kurang 2 bulan, kebetulan saat itu si sulung sudah ribut terus minta sekolah. Saya selalu menunda untuk memasukkannya sekolah karena dikir saya masih terlalu kecil, lagian saya gak rela jika setengah hari si sulung dihabiskan tidak dengan saya karena harus ada di sekolah. Akhirnya saat kami tinggal di China kami pilihkan sekolah untuknya yaitu sekolahan untuk anak-anak keturunan Korea. Biar kalau pindah menyekolahkannya kembali mudah karena ayahnya orang korea.
Saat mendaftarkan si sulung masuk sekolah saya melihat kegiatan anak-anak disekolah tersebut sedang melukis bareng. Saya lihat mereka melukis pakai tangan belepotan dimana-mana pewarnanya. Tapi anehnya tuh pewarna sampai masuk ke mulut anak anak dan di biarkan oleh gurunya. Saya yang lihat terang aja bertanya-tanya, gurunya piye to? masa anak-anak makan pewarna gak di perhatikan sihh? Wesss apa gak bahaya? Wah takut nih kalau si sulung makan pewarna begitu. Hemm ternyata setelah saya tanyakan tuh pewarna emang aman buat anak-anak. Jikapun kemakan gak masalah.
Saya tanya juga beli dimana sih pewarnanya? Heem gak taunya tuh pewarna bikin sendiri. Menurut penuturan sang guru, tuh pewarna dibuatnya dari tepung maizena, sedikit gula dan pewarna makanan. Caranya gampang banget tepung maizena 3 sendok makan atau lebih dilarutkan dengan segelas air kasih sedikit gula lalu dipanaskan perlahan-lahan dengan api yang sedang. Setelah meletup letup dan tak encer lagi alias sudah kental maka matikan apinya. Baru deh dibagi kedalam 3 wadah masing-masing wadah diberi pewarna yang berbeda-beda. Karena warna dasar adalah merah, kuning dan biru maka buat saja warna itu dari 3 warna akan menghasilkan banyak warna. Namun jika ingin buat warna yang lain juga tidak masalah.
Jika tak ingin dikasih sedikit gula juga tidak apa-apa, karena sebenarnya dikasih gula biar kalau masuk kedalam mulut si kecil ada rasanya.
Sejak dikasih tahu resepnya jika ingin mengajak anak-anak bersenang-senang dengan warna saya pasti membuatnya. Biar gak belepotan kemana-mana biasanya saya menyiapkan dahulu medianya, lap basanya dan alas korannya. Jadi selesai melukis mudah membereskannya. Seni melukis yang menggunakan pewarna buatan ini ternyata namanya finger panting yang artinya melukis pakai jari tangan.
Kreasi dan imajinasi anak-anak emang unik, saya yang sudah jadi emak-emak begini jika ikut-ikutan mewarnai seperti mereka dan hasilnya dibandingkan. Harusnya saya lebih bagus kan ya? Secara usia saya lebih banyak hehehe ternyata tidak juga. Kreasi dari tangan anak-anak malah lebih natural banget. saya coba berkali-kali dan tetep mata ini tidak bisa bohong kalau nyatanya dari tangan mungil si sulung dan si kecil lah lukisan yang apik dan natural saya dapatkan.
Momen bersama anak menghabiskan waktu salah satunya dengan finger painting ternyata mengasikkan loh, disini juga bisa membangun kedekatan emosional si anak dengan orangtuanya. Sayang jika waktu dilewatkan begitu saja tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat untuk tumbuh kembangnya si buah hati. Saya sampai mikr kenapa dulu waktu kecil saya gak dapet ya moment seperti ini? Ahhh andaikan jaman dulu seni lukis finger painting sudah dikenal mungkin ia juga akan melakukan hal yang sama seperti saya.
Finger painting ini juga ada manfaatnya antara lain :
- Finger painting sendiri adalah seni melukis dengan mengunakan jari tangan tapi sebenarnya bukan cuma jari yang bergerak badan juga ikutan bergerak. Jadilah seni lukis ini mampu melatih keterampilan motorik halus si anak.
- Bisa juga sebagai media untuk melampiaskan atau mengekspresikan emosi kita. Nah kalau saya lagi gak enak hati ajak anak-anak melukis finger painting bisanya hati jadi cair yang tadinya emosi gak stabil jadi tenang kembali. Anak-anak juga gitu, apalagi ini kegiatan yang emang disukai anak-anak.
- Finger painting juga bermanfaat untuk mengendalikan anak-anak yang hiperaktif. Bisa jadi karena adanya hubungan fisik tangan menyentuh cat dan memolesnya ke media dan ada sedikit kontrol pada diri si anak. Karena nih kegiatan kebanyakan duduk diam maka setidaknya bisa bikin anak gak beranjak pergi selama 5 menit atau lebih.
- Finger painting juga melatih untuk konsentrasi, biasanya kan kalau mau melukis tuh mikir mau bikin gambar apa ya? Perlu konsentrasi seperti apa sih gambar dalam pikiran kita yang akan kita tuangkan kedalam lukisan.
- Finger painting juga bisa dijadikan media untuk melampiaskan ekspresi diri kita.
- Bisa juga meningkatkan daya kreatifitas dan imajinasi si anak
- Mengenalkan warna dan keindahan bentuk