Lihat ke Halaman Asli

Laiza Afi

Perencanaan Wilayah dan Kota

Mimpi Buruk Petani Kecil

Diperbarui: 29 Agustus 2021   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Dokumentasi Pribadi

Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang terletak di bagian barat Provinsi Jawa Timur. kabupaten kecil yang berbatasan dengan Kabupaten Kediri, Kabupaten Madiun, dan Kabupaten Jombang di sebelah timur ini sebagian besar penduduknya memiliki aktivitas utama bercocok tanam dengan komoditas hasil pertanian utamanya adalah bawang merah, bahkan pada tahun 2005 hasil produksi bawang merah di Kabupaten Nganjuk berhasil menempati urutan pertama di Jawa Timur, yaitu sebesar 50.563 ton yang ditanam pada lahan dengan luas 5.859 ha ( BPS Kabupaten Nganjuk ). Tanaman bawang merah di Kabupaten Nganjuk penanamannya terletak di daerah dengan ketinggian tempat 50 -- 100 m dpl. Terdapat 5 kecamatan di Kabupaten Nganjuk sebagai penghasil bawang merah terbanyak, diantaranya terdapat Kecamatan Rejoso, Kecamatan Bagor, Kecamatan Wilangan, Kecamatan Gondang dan Kecamatan Sukomoro, dengan sentra penghasil terbesarnya adalah Kecamatan Rejoso.

Sumber : Dokumentasi Pribadi


Sayangnya mimpi indah Kabupaten Nganjuk sebagai sentra produksi bawang merah tak selamanya dirasakan oleh petani kecil bawang merah, dalam proses produksinya petani kecil bawang merah merasa kurang optimal, hal ini disebabkan karena faktor-faktor input produksi pertanian seperti tenaga kerja, modal, lahan dan manajemen usaha dianggap tidak mampu atau seimbang untuk dapat meningkatkan output produksi petani kecil, atau secara singkatnya input yang lebih besar daripada outputnya, hal tersebut yang selalu menjadi bayang- bayang mimpi buruk bagi petani kecil bawang merah yang ada di Nganjuk. Petani kecil yang tidak cukup memiliki modal biaya untuk penanaman bawang merah dalam produksinya memiliki beberapa kesulitan, contohnya masalah pupuk, petani kecil yang memiliki keterbatasan biaya akan cenderung membeli pupuk sedikit demi sedikit hal ini menjadi satu-satunya jalan  dikarenakan tidak mampu menjangkau harga pupuk yang mahal, belum lagi untuk membeli serta memenuhi kebutuhan untuk input penanaman bawang merah yang lainnya.


Padahal dengan kondisi pembelian pupuk sedikit demi sediki akan menyebabkan masalah lainnya yang nantinya akan lebih menyulitkan petani kecil. Dengan kondisi seperti ini petani kecil bawang merah perlu mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah Kabupaten Nganjuk, karena sangat disayangkan apabila potensi pertanian di Kawasan Nganjuk tidak di optimalkan dengan segera. Tidak hanya pemerintah Kabupaten Nganjuk yang dapat menyelesaikan permasalahan ini, masyarakat/inisiator juga dapat membantu permasalahan yang dihadapi oleh petani kecil bawang merah, salah satunya dapat dilakukan dengan cara menyewa dan mengelola lahan sawah petani kecil serta membimbing dan mempekerjakan petani kecil melalui metode-metode inovasi pertanian akan membantu permasalahan yang sedang dihadapi oleh petani kecil bawang merah. Sehingga diharapkan produktifitas bawang merah lebih optimal untuk kedepannya serta bidang argikultur dapat menjadi pendapatan daerah Kabupaten Nganjuk yang dibanggakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline