Lihat ke Halaman Asli

Michael Laisa Abaa

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Walisongo, Pendakwah Agama Islam Hingga Dewan Penasehat Politik

Diperbarui: 12 April 2023   20:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Negara Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduknya beragama Islam. Hampir 90% merupakan seorang muslim. Jika kita melihat sejarah, agama Islam berkembang dengan sangat cepat di Indonesia. Pendapat yang kuat mengatakan bahwa Islam mulai masuk ke Indonesia yang dulunya bernama Nusantara pada akhir abad ke 13 yaitu dengan ditandainya munculnya kerajaan Samudra Pasai di Sumatra dan adanya penemuan makam Fatimah Binti Maimun di Leran, Gresik.

Penyebaran agama Islam di Nusantara juga mempunyai banyak jalur dalam penyebarannya. Penyebaran tersebut melalui pendidikan , perdagangan, perkawinan, politik, seni budaya, dan juga tasawuf. Contoh penyebaran agama Islam melalui pendidikan adalah dengan adanya pondok pesantren seperti pesantren Ampel Denta yang di prakarsai oleh Sunan Ampel. Ada juga penyebaran melalui politik seperti berdirinya kerajaan -- kerajaan islam yang ada di Nusantara seperti, kerajaan Samudra Pasai, kerajaan Demak, dan beberapa kerajaan Islam lainnya. 

Namun penyebaran yang dinilai paling efektif adalah dengan menggunakan jalur seni budaya. Contoh penyebaran agama Islam menggunakan jalur seni budaya seperti yang dilakukan oleh Sunan Kalijaga yang berhasil memadukkan budaya Jawa yang tidak bertentangan dengan Syariat Islam kemudian di isi dengan nilai -- nilai Islam sehingga menarik masyarakat.

Jika kita melihat perkembangan penyebaran agama Islam di Nusantara pasti tak bisa lepas dari hadirnya Walisongo yang menjadi garda terdepan dalam menyebarkan agama Islam. Walisongo sendiri merupakan sebutan untuk sembilan orang ulama Islam yang menjadi tokoh sentral dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa pada abad ke-15 dan ke-16. Mereka dikenal sebagai wali, yang dalam bahasa Arab berarti "orang yang dicintai". Walisongo sendiri merupakan dewan yang beranggotakan 9 wali atau ulama yang mana jika salah satu anggotanya meninggal atau pulang ke tanah asal akan digantikan dengan ulama lainnya.

Namun ada 9 nama yang identik dengan Walisongo yaitu Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik) , Raden Rahmat (Sunan Ampel), Raden Ainul Yaqin (Sunan Giri), Raden Qosim (Sunan Drajat), Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), Raden Ja'far Shodiq (Sunan Kudus), Raden Syahid (Sunan Kalijaga), Raden Umar Said (Sunan Muria), dan raden Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati). Walisongo mempunyai peran penting dalam penyebaran agama Islam di Pulau Jawa dan Nusantara.

Cara yang digunakan para anggota Walisongo dalam menyebarkan agama Islam mempunyai cara yang berbeda-beda. Seperti Sunan Ampel yang menyebarkan Islam melalui jalur pendidikan yaitu pondok pesantren Ampel Denta. Pesantren Ampel Denta esantren yang didirikan oleh Sunan Ampel. Pesantren ini terletak di daerah Ampel, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Pesantren Ampel Denta didirikan pada abad ke-15 oleh Sunan Ampel atau Raden Rahmat, salah satu dari sembilan Walisongo. 

Sunan Ampel merupakan cucu dari Sunan Giri dan menyebarluaskan agama Islam di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Pesantren Ampel awalnya merupakan tempat tinggal Sunan Ampel dan keluarganya, tetapi kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan Islam yang terkenal di Jawa Timur. Pesantren Ampel Denta terkenal sebagai pusat pembelajaran tasawuf dan ilmu kebatinan. Pesantren ini juga dikenal karena pengaruhnya dalam perkembangan seni dan budaya Jawa Timur, khususnya dalam seni musik gamelan.

Salah satu anggota Walisongo yang cukup menarik dalam menyebarkan Islam adalah Sunan Kalijaga. Beliau menyebarkan Islam melalui kesenian dan budaya , yang  mampu memikat masyarakat untuk bisa mengenal Islam lebih dekat. Sunan Kalijaga juga dikenal sebagai Ulama yang memperhatikan masalah sosial dan dakwahnya mampu menyesuaikan dengan keadan yang terjadi saat itu. Sunan Kalijaga menggunakan seni dan budaya sebagai sarana dakwah, seperti menyanyikan syair-syair religi dalam lagu-lagu Jawa yang populer pada saat itu. 

Metode ini mempermudah masyarakat dalam memahami pesan-pesan Islam karena disampaikan melalui media yang familiar dengan mereka. Sunan Kalijaga sering menggunakan cerita dan dongeng dalam dakwahnya, yang biasanya diambil dari kisah-kisah para wali atau tokoh-tokoh dalam Islam. Metode ini sangat efektif dalam mempengaruhi masyarakat karena mudah dipahami dan diingat. Sunan Kalijaga terkenal dengan kemampuannya dalam menyederhanakan ajaran Islam sehingga mudah dipahami oleh masyarakat awam. 

Ia sering menggunakan bahasa Jawa yang mudah dipahami untuk menjelaskan konsep-konsep dalam Islam. Sunan Kalijaga juga menerapkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, seperti nilai kesederhanaan, kejujuran, dan keadilan. Ia sering memberikan contoh nyata dalam kehidupannya sehingga masyarakat dapat melihat secara langsung bagaimana ajaran Islam diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Ada juga anggota Walisongo yang memilih menyebarkan dakwah agama Islam melalui perdagangan yaitu Rden Ja'far Shodiq atau Sunan Kudus. Sunan Kudus adalah seorang pedagang yang aktif dalam berdagang ke berbagai wilayah, sehingga ia memanfaatkan kesempatan tersebut untuk menyebarkan ajaran Islam kepada para pedagang dan pelanggan. Melalui perdagangan, Sunan Kudus mampu menjangkau banyak orang dan menyebarkan ajaran Islam dengan lebih luas. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline