Lihat ke Halaman Asli

Murid Berhak Menyuarakan Pilihan dan Terlibat dalam Perencanaan Program

Diperbarui: 20 Maret 2023   19:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

KONEKSI ANTAR MATERI MODUL 3.3
PENGELOLAAN PROGRAM YANG BERDAMPAK POSITIF PADA MURID

Semasa kita dulu menjadi seorang murid, tentunya kita memiliki memori atau kenangan tentang suatu kegiatan yang paling berkesan dan memberi kita pengalaman hidup yang berarti. Dan ketika sekarang kita menjadi seorang guru yang berpihak pada murid, tentunya juga ingin mendesain sebuah program atau kegiatan yang dapat memberi dampak positif bagi murid-murid kita. Pada modul 3.3 ini, membahas secara mendalam tentang bagaimana cara mengelola program yang berdampak positif pada murid hingga dapat diterapkan di sekolah secara bermakna.

Saya merasa senang dan termotivasi dapat mempelajari modul ini hingga selesai. Banyak teori dan wawasan baru tentang pengelolaan sebuah program yang dapat saya terapkan di sekolah dengan tetap mempertimbangkan asset atau modal yang sudah dimiliki. Selain itu, modul 3.3 ini juga memberikan saya pemahaman bahwa setiap program yang dirancang harus dapat melibatkan suara (voice), pilihan (choice) dan kepemilikan (ownership). 

Murid tidak lagi harus dipaksa mengikuti begitu saja setiap program dan kegiatan yang diselenggarakan. Namun, murid diberi kesempatan untuk dapat mengambil kontrol dalam kegiatan baik mulai perencanaan, pelaksanaan, evaluasi hingga refleksi. Hal tersebut dapat membentuk kepemimpinan murid atau Student Agency yaitu kemampuan murid mengarahkan pembelajaran mereka sendiri, membuat pilihan-pilihan, menyuarakan opini, mengajukan pertanyaan dan mengungkapkan rasa ingin tahu, berpartisipasi dan berkontribusi dalam komunitas belajar, mengkomunikasikan pemahaman mereka pada orang lain dan melakukan tindakan nyata sebagai hasil proses belajarnya.

Dalam mengembangkan kapasitas diri murid melalui voice, choice dan ownership, guru bertugas untuk menyediakan lingkungan yang menumbuhkan budaya keterlibatan murid dalam menyuarakan apa yang menjadi pilihannya dan bertanggung jawab pada hasil proses belajar yang dimilikinya.

Sebagaimana dalam modul 1.1 filosofi pendidikan oleh Ki Hajar Dewantara bahwa tujuan pendidikan adalah menuntun kodrat yang dimiliki oleh anak sehingga dapat mencapai kebahagiaan setinggi-tingginya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. Agar anak dapat bahagia menjadi bagian dari masyarakat, maka anak perlu belajar untuk mengambil control atas dirinya sendiri, belajar untuk menyuarakan pendapatnya, bekerja sama dalam lingkup sosial dan berani mengambil pilihan sesuai hati nuraninya sendiri.

Dalam tugas guru menyediakan lingkungan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid, sangat sesuai dengan peran guru penggerak dalam modul 1.2 yaitu mewujudkan kepemimpinan murid. Peran tersebut dapat terwujud saat guru mulai mengurangi kontrolnya atas murid dan setia mendampingi murid agar pengembangan potensi kepemimpinan mereka tetap sesuai dengan kodrat, konteks dan kebutuhannya (modul 2.1). Guru harus terus berupaya melihat kekuatan kodrat yang dimiliki dan dapat dikembangkan oleh murid sebagaimana tertuang dalam cara pandang dengan konsep Inkuiri Apresiatif pada modul 1.3.

Ketika murid sudah mulai berani mengambil kontrol atas dirinya melalui program dan kegiatan yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid, maka akan terbentuk budaya positif pada murid (modul 1.4). 

Murid memiliki motivasi intrinsik dalam diri menuju hal-hal yang berkarakter tanpa takut dengan adanya hukuman atau tergiur pada imbalan. Selain itu, kegiatan atau program yang dapat menumbuhkan kepemimpinan murid dapat mengasah kompetensi sosial emosional anak.

Siswa belajar untuk mengelola diri dalam berelasi, interaksi sosial dan mengambil keputusan. Dalam setiap proses keterlibatan siswa dalam kegiatan, guru perlu terampil dalam menggali ide dan potensi siswa melalui teknik coaching (modul 2.3). Siswa berinteraksi secara harmonis dengan guru dalam menuangkan dan menyuarakan ide-ide serta mengutarakan apa yang menjadi pilihannya agar kemudian dapat mengambil tindakan nyata dan merefleksikannya.

Dalam kegiatan merancang dan melaksanakan program yang berpihak pada murid dan dapat menumbuhkan kepemimpinan murid, sekolah perlu mengidentifikasi asset atau modal yang dimiliki untuk menunjang keterlaksanaan berbagai program tersebut (modul 3.2). Dalam proses pelaksanaan, tentunya guru akan menemukan berbagai kendala, bujukan moral maupun dilema etika. Untuk itu, perlu adanya pengambilan keputusan yang tepat dengan memperhatikan 3 prinsip pengambilan keputusan, 4 paradigma dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan (modul 3.1).

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline