Lihat ke Halaman Asli

la.il

Freelancer

Seromantis Apa Sih Kehidupan?

Diperbarui: 19 Juli 2023   20:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Meski hidup gini-gini aja, romantisasi jiwa jangan sampai lupa

"Bunganya cantik yaa."

"Langitnya cerah banget hari ini."

"Musiknya bagus banget."

"Kucingnya gemesin deh."

Kalau dipikir-pikir lagi hal di atas seperti hanya segelintir hal kecil yang sering kali dilewatkan. Iya sering sekali sampai kadang lupa untuk dinikmati. Padahal kadang gak ada salahnya untuk berhenti sejenak kalau memang lagi capek badan dan pikiran.

Bicara tentang romantis yang biasa terpikirkan di kepala pasti babakan cinta. Iya, Cinta. Begitu juga dengan definisinya tentang hubungan antara laki-laki dan perempuan yang saling memiliki rasa satu sama lain dan akhirnya bersama. Itu yang biasa ada di buku-buku cerita anak yang mana setiap akhir cerita selalu berakhir bahagia. Yang saya tahu seperti itu.

Namun, semakin bertambah umur dan pola pikir mulai berubah romantis tidak lagi perihal cinta saja. Seseorang pernah bilang kalau bersyukur adalah bagian dari romantis juga. Merelakan, melupakan, meninggalkan, menetap, menjaga, memelihara, menikmati, dan me- lainnya juga bagian dari seni romantis katanya.

Saya jadi ingat saat bekerja di salah satu Rumah Sakit Yogyakarta beberapa bulan yang lalu. Dalam beberapa kesempatan saya mengabadikan sebuah peristiwa untuk saya simpan sebagai kenangan. Selama bekerja disana saya jadi tau kalau banyak sekali doa yang dipanjatkan untuk kesembuhan. Ada banyak sekali harapan dari pasien dan pengunjung yang sabar mengantri demi sebuah waktu sehat yang berharga. Saat itu pula saya jadi merasa romantis.

Saat saya sudah tak lagi bekerja disana dan setiap pagi pergi ke pasar untuk membeli kebutuhan, saya jadi romantis lagi. Dulu pernah suatu waktu mengantar simbah membeli kebutuhan dagang pagi-pagi buta sehabis sholat subuh. Itu pertama kali saya lihat kalau kehidupan pasar juga sama ramainya pada waktu itu dan semua orang mengharapkan dagangan yang mereka bawa habis terjual. Saya jadi merasa romantis lagi.

Saya kerap sekali melihat rumput-rumput liar di pinggir sawah yang mekar bunganya sama cantiknya seperti yang ada di pasar bunga, hanya saja memang jarang diperhatikan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline